More Than Special | Jaehyun✓

Tiga Puluh

Sudah dua hari berlalu sejak Arisha mendapat kabar tentang kaburnya Jaemin. Pesannya masih belum berbalas. Teleponnya masih juga tidak diangkat. Padahal nomornya terhubung.

Ini kali kedua lelaki itu kabur dari rumah. Untuk yang pertama, Arisha harap tidak ada yang mengungkitnya.

Ia tidak tahu alasan untuk yang kedua ini. Tapi jika lelaki itu sampai kabur, jelas ini bukan masalah ringan.

Jaemin pernah berjanji tidak akan meninggalkan rumah lagi dalam artian kabur.

Kali ini kenapa?

"Belum makan malam?"

"Nana udah ada kabar?" Alih-alih menjawab, Arisha kembali bertanya.

"Belum," jawab Jaehyun dari seberang sana.

"Nggak lapor polisi aja, Jae?"

"Nana nggak kabur, Ca. Yang kali ini beda. Berapa kali aku bilang?"

"Maaf," lirih Arisha.

Harusnya ia sadar, bukan hanya dirinya yang mengkhawatirkan Jaemin.

Sebelum kabur, lelaki itu sempat mengirim pesan pada Mama. Katanya ia tidak kabur, ia pasti pulang. Tapi apa namanya kalau sampai dua hari tidak ada kabar?

Jaemin sedang apa?

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Arisha.

"Ca."

Suara Jaehyun membuyarkan lamunan Arisha.

"Ya?"

"Aku manggilin daritadi. Kamu ngelamun lagi?"

"Kamu nggak takut Nana kenapa-kenapa?" Lagi-lagi ia kembali menjawab dengan pertanyaan.

"Caa, kamu percaya Nana kan?"

Arisha menghela napasnya.

"Nana gapapa. Nana udah besar, Ca. Ada saatnya dia butuh waktu sendiri."

Iya, Mama juga bilang gitu tadi sore. Mereka semua khawatir. Tapi mereka percaya pada Jaemin.

Bukan Arisha nggak percaya. Tapi sekelebat ingatan Jaemin menangis mulai menghantui isi kepala Arisha. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kejadian kelam saat itu.

"Aku kesana ya? Kamu mau makan apa?"

"Gausah, Jae. Aku masak aja nanti. Kamu istirahat gih. Cape kan?"

"Makan ya, Ca. Jaga kesehatan."

"Iya, jangan begadang ya."

"Kamu juga. Jangan nugas terus, tidur teratur."

"Iyaaa, bawel."

Jaehyun terkekeh kecil. "Kamu percaya aku kan?"

"Hm?"

"Nana gapapa. Kamu kenal Nana."

"Iya, aku percaya."