PROLOG

18.3K 1.5K 119
                                    

Selamat datang di cerita aku.

Cerita ini bener" dari hasil pemikiran ku sendiri, jadi tidak ada kegiatan plagiat disini.

Sebelumnya maaf apabila ada kesamaan alur, tempat, nama, tokoh, karakter, adegan dalam cerita ini.


"Mamah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mamah ... " panggil gadis berusia 6 tahun itu.

Jder!!

Malam ini ditemani hujan deras bercampur dengan suara guntur yang begitu kuat membuat gadis itu tersentak ketakutan.

Matanya memanas, ia sudah tidak tahan lagi melihat kedua orang tuanya disiksa dan dipukuli oleh segerombolan orang yang berpakaian serba hitam.

"Papah ... " lirih gadis itu dengan pipi yang sudah dibanjiri dengan air mata, disaat dia melihat ayahnya dipukul oleh salah satu dari mereka.

Mata yang memerah, dada yang terasa sesak, dia hanya bisa mendekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Mamah, papah, aku takut ... " ucap gadis yang posisinya sedang berada didalam lemari, menyembunyikan kehadirannya dari para manusia tak punya hati itu.

"Sudah berapa kali, kami katakan! Jangan pernah kalian berdua membantah atau melawan ucapan bos kami!" bentak orang itu.

Dia tak kuasa menahan tangis, ketika melihat ibu dan ayahnya dipukuli oleh segerombolan orang yang tidak ia ketahui.

Plak!

Salah satu dari mereka melayangkan pukulannya tepat di pipi kanan Ayara-ibunya.

"Akh ... " Ayara meringis kesakitan, dia tidak bisa melawan karena tangannya sudah diikat oleh mereka.

Ladendra langsung menendang kaki orang yang telah menampar istrinya hingga terjatuh. "Berani-beraninya kamu menampar istri saya!" bentak Ladendra.

"Urusan kalian itu dengan saya! Bukan dengan keluarga saya!" lanjutnya dengan mata yang memancarkan api kemarahan.

"Dan lagi, kalian ini siapa?!!"

Sedangkan gadis itu, dia hanya bisa mengintip dari sela-sela pintu lemari tanpa bisa melakukan apa-apa.

"Kakak, aku takut ... Kakak dimana, tolong mamah sama papah kak. Hiks, hiks," lirihnya.

Tubuhnya keringat dingin, badannya bergemetar, matanya terus mengeluarkan air mata. Dia hanya bisa berdoa, berdoa dalam diam berharap Tuhan memberikan pertolongan kepadanya.

JOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang