01 - Genap 1 tahun

9.6K 1.2K 183
                                    

Siap penuhi chap ini dengan komen dan vote dari kalian???


Dengan diiringi doa yang dia ucapkan didalam hatinya, Aza berharap sekali akan adanya kemajuan dengan kondisi kakaknya- Jegarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan diiringi doa yang dia ucapkan didalam hatinya, Aza berharap sekali akan adanya kemajuan dengan kondisi kakaknya- Jegarsa.

Dia memperhatikan seorang dokter perempuan yang tengah memeriksa kakaknya dengan tatapan penuh harap.

Setelah dokter itu selesai memeriksanya, Aza langsung mendekati dan bertanya, "Bagaimana kondisi kakak saya dok?" tanyanya.

Dr. Kana menghela napas pelan, dia melepaskan stetoskop yang masih menempel di telinganya.

Dokter itu menggeleng pelan. "Belum apa perkembangan, untuk kondisinya sekarang." jawaban dari dokter tersebut mendapatkan tatapan kecewa dari Aza.

Dokter itu mengelus pundak Aza pelan. "Kamu yang sabar ya. Saya yakin, cepat atau lambat kakak kamu pasti akan segera sadar," ucapnya lalu keluar dari ruangan tersebut.

Aza menatap kakaknya dengan tatapan sendu, sungguh dia sangat sedih saat ini. Melihat kakaknya yang terus tertidur tanpa adanya tanda-tanda untuk bangun.

Itu membuat hatinya sakit, dia kembali mengingat kejadian 11 tahun yang lalu, kejadian dimana ayah ibunya tidak berdaya didepan matanya.

Dia duduk disamping brankar pasien tempat kakaknya tertidur. Memegang tangan kakaknya sambil sesekali mengelusnya.

"Kak," panggil Aza.

Dia menghela napas pelan, menundukkan kepalanya sesaat sebelum akhirnya dia kembali menatap orang yang ada didepannya.

"Hari ini, udah 1 tahun lo tidur."

"Lo gak ada niatan buat bangun, buat ngeliat gue lagi gitu?"

"C'mon Gar, wake up, i miss u so much," ucap gadis itu dengan mata yang sudah mulai berlinang air mata.

"Udah lama lo ngebiarin gue jalan sendiri, gue butuh lo kak ... " lirihnya.

Dadanya naik turun,  dia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak menetes. "Cuma lo yang gue punya, cuma lo doang ... "

Dia menarik napasnya dalam-dalam, menatap ke atas langit-langit dinding rumah sakit agar air matanya tidak menetes. "Mau sampai kapan lo tidur?"

"Gak cape?"

"Udah lama tau, kita gak becanda bareng, lo gak kangen apa?" ucap Aza dengan suara yang mulai bergetar.

Sekuat apapun dia menahan agar tidak menangis, tetap saja. Air matanya itu seakan tidak ingin kembali ke tempatnya dan ingin segera keluar dari mata Azariella.

Suara isakan sudah mulai keluar dari mulut gadis itu. "Gue cuma mau l-lo bangun kak ... "

"G-gue gak mau s-sendiri," lirih Aza.

JOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang