10 - The Thirtieth Secret

3.1K 485 86
                                    

Hi yang masih bertahan sampai disini, ga jadi up tiap hari deh guys😌🙏

Ayo hidupkan cerita ini dengan komen-komen kalian geng😌

Azariella memasukkan motornya kedalam garasi rumah yang berada tepat di bagian sayap kanan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azariella memasukkan motornya kedalam garasi rumah yang berada tepat di bagian sayap kanan rumahnya. Gadis itu melepaskan helm yang masih berada di kepalanya lalu membawanya masuk bersama.

Dia tidak melewati pintu utama rumah, melainkan memilih untuk masuk melalui pintu garasi yang langsung terhubung kearah dapur rumahnya.

Aza memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri secara bergantian, merilekskan lehernya yang terasa begitu tegang saat ini.

Gadis itu baru sampai dirumah sekitar jam sepuluh malam, tentu saja dia pasti merasakan pegal dan cape di sekujur tubuhnya. Terlebih lagi tadi siang dia sudah banyak mengeluarkan tenaga untuk melawan manusia-manusia tidak jelas itu.

Aza menghela napas pelan sebelum membuka pintu tersebut. Memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya dia membuka pintu itu lalu masuk kedalam rumahnya.

"Cape," gumam Aza.

Gadis itu meraba dinding rumahnya, mencari keberadaan saklar lampu untuk menghidupkannya.

Dirasa sudah menemukan saklar lampu yang ia cari, tanpa berlama-lama lagi Aza langsung menekan saklar tersebut. Membuat ruangan yang tadinya gelap menjadi terang seketika.

"Bikin teh dulu deh," ucapnya, ini sudah menjadi kebiasaan bagi Aza dimalam hari.

Membuat teh sembari mengambil beberapa camilan untuk menemaninya bersantai di balkon kamarnya.

Aza menaruh helmnya di atas meja makan, dia membalikkan badannya kearah kabinet dapur lalu membuat secangkir teh disana.

Membuka kulkas dua pintu yang berada disamping kabinet tersebut lalu mengambil beberapa makanan ringan dari dalam sana.

"Perfect," ucap gadis itu, dia berjalan kearah tangga rumah menuju kamarnya dengan secangkir teh dan sepiring camilan yang ada di tangannya.

Ah, helm gadis itu ia tinggal begitu saja di atas sana. Tidak penting.

Membuka pintu kamar nya dengan sangat hati-hati agar camilan yang ada di tangannya tidak tumpah ataupun terjatuh.

Dia menaruh teh serta camilan itu di atas nakas bulat berwarna hitam yang ada di kamarnya, meninggalkan segala di atas sana.

"Gue salah nih, harus nya bersihin badan dulu baru bikin teh," ucapnya ketika mengingat kalau dia belum mengganti bajunya dari tadi pagi.

Aza menghela napasnya pelan, dia berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya lalu membersihkan diri disana.

Baju yang sudah dikotori dengan darah milik Jose, dia buang begitu sana ke tempat sampah. Percuma, jika di bersihkan pun, ia yakin kalau darah yang ada disana tidak sepenuhnya menghilang.

JOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang