Leon mengerjapkan mata kecilnya berkali-kali, menyesuaikan dengan sinar matahari yang mengintip malu-malu dari jendela kamar. jujur saja pagi ini dia merasa agak sesak dan berat "ughh..." Lenguh Leon tak nyaman menyingkirkan dua buah tangan diatas badannya "ehh? Daddy.." Riang sekali lelaki kecil itu, ia memeluk daddy-nya erat disusul dengan sang Mommy yang terbangun.
"Pagi Leon..."
Si kecil menoleh memberikan kecupan di pipi Phuwin sangat mesra "pagi Mommy, lihat disini ada Daddy..."
Phuwin hanya mengangguk pelan, mengacak surai anaknya sangat gemas "cepatlah pergi mandi, lalu sarapan"
Anggukan antusias dari Leon membuat Phuwin hanya bisa mengangguk. tak lama kemudian Pond terbangun, menguap malas lalu menoleh melihat Phuwin merapikan nakas.
"pagi sayang" Suara serak itu membuat lelaki manis tersenyum, bahkan menghampiri untuk duduk didekatnya sembari mengusap pelan rambut sang dominan.
"Pond ayo bangun, banyak pekerjaan menantimu"
"Aku malas bekerja hari ini" Ujar Pond memeluk pinggang Phuwin "ingin disini saja seharian"
"Ckk, cepat bangun sudah hampir jam 7, Leon bahkan sudah mandi"
"Tapi Leon besar masih mau bermanja" Pond semakin mengeratkan pelukan di pinggang ramping itu.
"Yeayy... Daddy sudah bangun" Leon mendekat, sambil memakai handuk dia duduk diperut lelaki tampan yang lebih dewasa "Daddy sering-sering tidur disini yah, jangan kerja terus"
"Iya sayang, Daddy akan disini bersama Leon dan Mommy"
"Yeayy.. "
"Leon, sini cepat, pakai seragam" phuwin menggendong anaknya, sembari menatap Pond dengan galak "cepat mandi, lalu berangkat"
"Ya ampun sayang..," Pond berguling-guling disana mendapatkan tawa renyah dari sang anak.
Pagi yang aneh entah mengapa berjalan begitu indah, kehangatan menyergap dada Phuwin. sekian lama menantikan posisi ini dan akhirnya kini benar-benar terjadi, bukan hal yang mudah untuk terus bertahan mencintai seseorang. dan Phuwin tak akan pernah menyia-nyiakan kebahagiaan ini, setidaknya saat menjalani kehidupan dia sudah pernah pernah memiliki perasaan sebahagia ini.
Pond sempat bersungut-sungut sambil bersiap, bahkan saat lelaki itu memperhatikan kesibukan Phuwin dia masih sempat tersenyum lebar. Memperhatikan bagaimana sosok manis itu memperlakukan Leon sampai menyiapkan segala keperluan pria kecil itu, bukan hanya Leon, bahkan saat Pond kesusahan Phuwin akan sigap membantu keperluannya.
"Humm... Sayang, ayo datang ke perusahaan hari ini..." Rengek Pond, bicara dengan nada memohon saat si manis memperbaiki dasi nya.
"Aku tidak biasa keluar rumah terlalu jauh..."
"Ayolah sayang..."
"Pond..." Phuwin mendongak, membuat senyum kecil "aku akan mengirimkan bekal, supir akan membawakannya ke perusahaan"
"Ckk... Baiklah, tapi bekalnya harus datang bersamamu"
Lelaki tampan itu tersenyum lebar, memeluk sangat erat sosok manis yang sudah tersipu-sipu karena ucapannya sedari tadi. "Cepat berangkat, kau akan terlambat"
"Daddy..." Leon merengek, dengan sigap sang ayah menggendongnya "ayo berangkat, aku terlambat"
"Leon sudah sarapan?" Anggukan bocah itu membuat Pond tertawa gemas, dia memeluk erat Leon dan mencuri satu kecupan di pipi pria manisnya "sayang... Kami berangkat dulu"
Wajah Phuwin memerah padam "humm baiklah, Leon sayang, belajar yang baik" Diusapnya kepala sang anak pelan, mencium keningnya dan tersenyum lembut.
"Khab..." Dan leon sudah berlari kecil kearah mobil, meninggalkan Pond yang masih menciumi kening pujaan hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/277538292-288-k984249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishes And Dreams [Pondphuwin]18+[END]
Fanfiction"Lonceng sepeda apa?" Wajah manisnya kebingungan, mengapa dia menyusun alur yang bahkan tak pernah hadir dalam ingatannya? "Apakah ada legenda tentang dua malaikat muncul di permukaan salju? Aku selalu memimpikannya" Kerinduan menguliti tubuhnya, ka...