[4] Cemilan

14 2 0
                                    

♡♡

"Kak"

"Noona"

"Noo—"

"Ki, sekali lagi kamu manggil, aku tampar, ya"

"Ya, bukannya gitu, Kak. Aku seneng aja Kak Haneul ke sini. Cuman ya, susu pisangku jangan dihabisin semua dong!" Jungkook kesal dan mengambil beberapa snack yang kupegang.

"Yakh! Aku baru makan sedi—"

"Apa? Sedikit? Noon, liat bahkan sekarang tinggal bekas plastiknya saja" ucapnya merengek seperti bayi padahal badannya bongsor begini.

"Aih, yauda nanti noona belikan yang baru"

"Nah gitu dong. Sayang, Noona!" Jungkook memelukku, seperti biasa.

"Iya-iya, bayi bongsor. Menyingkir dariku" mencoba menghempasnya walaupun sulit.

"Noon, kenapa minggat ke sini? Ada masalah rumah tangga sama Kak Seokjin?" ucapannya membuatku membelalakan mataku.

"Ngomong yang bener aja"

"Ya, abis. Ga biasanya Noona ke sini, biasanya pasti bareng Kak Seokjin" Aku pun memutar bola mataku. Malas kalau membahas dia lagi.

"Aku dan dia memang bertengkar kemarin malam" Akhirnya aku menceritakan kejadian semalam dengan lengkap dan rinci kepada Jungkook. Soalnya kalau tidak, dia akan bertanya terus.

"Oh seperti itu. Tapi Noon, emang wajar bukannya kalau Kak Seokjin khawatir sama Noona"

"Aku tau, Ki. Tapi aku kan bersama Kak Yoongi, yang jelas-jelas juga temen lama dia"

"Kak, tapi walaupun begitu. Kak Seokjin tidak bisa percaya sepenuhnya kepada temannya. Mungkin, Kak Seokjin takut kamu kenapa-kenapa"

"Tapi tidak seharusnya dia membentakku bahkan saat itu aku belum berpamitan dengan Kak Yoongi" Jungkook pun menghela napasnya dan pergi begitu saja.

"Terserah kamu, Noon. Oiya, katanya Kak Seokjin lagi di tempat cafe Kak Hobi tuh. Lagi pada main, mau ikut tidak, Kak?"

"Aku malas, Ki. Aku di sini saja"

"Yauda, nanti aku bilang Kak Seokjin untuk jemput kamu di sini ya, Kak"

"Tidak usah, Aku tidak lama, Kok. Nanti aku juga mau pulang"

"Okay, hati-hati, ya. Jangan lupa isi snack ku loh" ucapnya sambil mengintimidasiku.

"Iya, iya. Tenang saja" Jungkook pun berlalu dan meninggalkanku di sini.

Aku memejamkan mataku untuk beristirahat sebentar setelah itu akan ke minimarket untuk membelikan bocah itu cemilan baru.

––

Kini aku sudah ada di taman dekat apartemenku. Aku sudah selesai belanja dan jalan-jalan di sekitar sini. Aku benar-benar bosan, biasanya saat ini aku sedang bersama Kak Seokjin menonton kartun kesukaannya atau menemani dia bermain games di PC nya.

Pertengkaran ini tidak mau aku perpanjang lagi, sungguh bahkan tadi pagi pun dia tidak menyiapkan sarapan untukku. Aku benar-benar kelaparan. Makanya aku menyerbu makanan Jungkook.

Biar aku perjelas, aku dan Kak Seokjin memang sudah sering tinggal bersama—beda kamar. Orang tuaku dan orang tuanya sudah kenal sejak dulu. Karena ayahku telah meninggal dan aku ingin hidup mandiri begitu pun Kak Seokjin. Kami pun diberikan apartemen untuk ditinggali. Kak Seokjin sudah diberikan kepercayaan untuk menjagaku. Makanya dia sangat protective padaku.

Aku memakluminya. Tapi semakin ke sini, dia semakin berlebihan. Mungkin faktor karena tahun ini merupakan tahun ke-3 nya. Aku juga harus lebih memerhatikannya. Setelah kupikir, mungkin jika dia pulang nanti aku akan langsung minta maaf padanya. Aku tidak ingin pertengkaran ini berlangsung lama.

––

Aku pun sudah menunggu Kak Seokjin hingga tengah malam. Tapi Kak Seokjin belum juga pulang. Hingga bel apartemenku berbunyi, aku pun melangkahkan kakiku untuk segera membukanya.

"Kak Seokjin, Kenapa—"

Sial.

FABULOUS📸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang