[6] Chicken Kalguksu

10 2 0
                                    

♡♡

"Pilih yang mana, ya" ucapku sambil memilah-milih baju yang akan kubeli sekarang.

Ya, aku sekarang sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di kota ini. Cukup jauh dari apartemenku karena aku harus menaiki bus selama 2 jam.

Jika dilihat, disini mataku sedang tertuju pada cardigan pink soft dan baby blue, aku ingin keduanya tapi menurutku aku juga tidak butuh. Biasa bukan jika wanita seperti ini.

"Dor!!!!"

"Waaa!—"

"Diam, jangan berisik" ucapnya dengan menutup mulutku, jelas aku menghempaskan tangannya.

"Set— galak ben—"

"Kakak, yang kagetin aku duluan! Muncul tiba-tiba begitu" ucapku sambil melihat pakaianku lagi.

"Aku bantu pilih deh, kita bilang 1,2,3 terus nanti langsung pilih yang sama kita beli. Gimana?" Kupikir itu tidak buruk juga.

"Oke"

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga!"

"Aaaaaa~~~♡♡" teriak kami bersama karena pilihan kita sama.

"Firasat aku bener kita bakal pilih merah muda"

"Apasih, Kak Hobi. Kayak dukun aja. Tapi, iya deh. Kakak selalu aja tau fashion yang aku suka. Makasih, Kak" ucapku dengan tersenyum padanya. Kak Hobi selalu saja membawa kecerahan dalam setiap kemuramanku.

"Lebay ah. Aku cuman bantu pilih. Yuk, kita bayar ini"

"Kakak yang bayar, ya?"

"Kok saya jadi nyesel ketemu, ya"

"Hehehe. Sebagai gantinya aku traktir chicken kalguksu. Gimana?"

"Call. Aku lagi mau makan banyak hari ini" ucapnya dan kabur membawa cardigan yang tadi.

"Kak, Ih! Yang bener saja" teriakku yang membuat banyak yang memandangiku. Aku harus kabur dari sini.

—–

"Gunting, batu, kertas!"

"Yes! Menang! Cepetan tambah sambelnya kak!" Ucapku dengan bertepuk tangan dan menunjuk sambal di depannya.

"Kamu curang, kamu tau sendiri aku tidak suka permaina ini" ucapnya dengan raut wajah yang sudah memerah. Aku hanya tersenyum melihatnya, lucu sekali.

"Okay, okay maafkan aku. Tidak usah dilanjutkan kak. Aku memang sudah jago permainan ini"

"Hey! Kamu sedang meremehkanku, ya?"

"Tidak, Kak. Hahaha" ucapku dan melanjutkan makanku yang sempat tertunda.

"Ya, saya juga gak kaget sih. Karena kamu kan pasti main sama pawangmu itu" ucap Kak Hobi dengan mengelap bibirnya dengan tisu.

"Kak, aku mau makan es krim"

"Hah? Kamu ga kenyang?"

"Enggak, aku haus karena tertawa. Butuh yang manis-manis"

"Gausah jauh-jauh. Kan ada saya" Ka Hobi melakukan gaya imutnya.

"Kak, jangan sampai mau aku timpuk, ya. Udah yuk kesana beli es krim"

——

Dan ya, Kak Hobi pun mengikutiku. Kami pun berjalan menuju tempat es krim yang ingin kami kunjungi.

"Kamu tumben sendirian"

"Iya, nih. Kak Seokjin katanya sedang ada tugas tambahan dosen pembimbingnya"

"Eh?" Melihat Kak Hobi yang terkejut dan bingung membuat aku penasaran.

"Iya, kah? Bukannya itu sudah selesai dua jam yang lalu. Dia bilang katanya—"

"Kak, kita pulang saja, ya?"

"Loh, bukannya kamu mau beli es krim?" Kak Hobi pun melihat arah pandanganku. Aku pun membalikan tubuhku.

Ya, Dia bersama dengan wanita itu lagi. Menyenangkan sekali seperti tidak ingin diganggu. Kata orang sih, berasa dunia milik berdua, yang lain cuman numpang.


FABULOUS📸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang