[15] Melarikan Diri

9 2 0
                                    

{}{}

"Sial"

Aku benar-benar tidak habis pikir. Bisa-bisanya dia pergi dariku. Setelah membaca catatan kecil yang dia berikan. Aku terus saja menelponnya, tanpa adanya balasan darinya. Hanya tanda jika dia sedang berada di luar jangkauan.

Aku pun segera merapikan diri dan mencarinya. Mulai dari kampus, tempat magang, taman, cafe, semua tempat yang biasa Haneul datangi. Tapi nihil, dia tidak ada di mana-mana.

"Han, kamu dimana?"

Aku pun memberhentikan mobilku di dekat sungai Han. Haneul sering memintaku untuk datang ke sini. Tapi aku hanya memikirkan diriku sendiri, dengan mengurusi hal yang tidak berguna.

Teleponku perlahan berdering. Awalnya aku abaikan, namun pesan yang masuk membuatku mengalihkan perhatianku dan menelpon kembali.

"Hoseok-ah!"

"Ya, dia di sini"

"Astaga, syukurlah. Aku akan ke sana secepat—"

"Tidak, jangan dulu, Jin. Biarkan dia menenangkan dirinya" Aku tidak bisa, aku mau bertemu segera dengannya.

"Tapi—"

"Beri dia sedikit waktu. Dia cukup kacau. Nanti malam saja kau datang ke sini. Perjalanannya cukup jauh. Dia butuh istirahat" Aku pun menghela napasku perlahan.

"Baiklah, kumohon jaga dia dengan baik"

"Baiklah, ku harap kau juga cepat selesaikan urusanmu dengan wanita itu" Hoseok pun mematikan sambungannya.

Seketika aku terdiam, ucapannya membuatku tersadar bahwa semua ini karena ulah wanita sialan itu. Aku pun menancap gas menuju lokasi rumahnya. Aku ingin gadisku kembali.

———

"Hai, ada apa, Seokjin-ah?"

"Mengapa kamu ada di sini?"

"Mana ayahmu?" Aku pun masuk dan menelusuri ruangan di rumah ini.

"Dia sedang tidak ada"

"Ada apa, Yoona?" Perlahan sosok yang kucari datang ke hadapanku.

"Oh, Seokjin. Ada apa?"

"Aku ingin membicarakan suatu hal dengan Anda"

"Baiklah. Ikuti saya" Beliau pun mengajakku ke ruang kerjanya.

———

"Ada apa, Seokjin?" Aku pun mempersiapkan diri dan mengeluarkan uang yang sudah kusiapkan.

"Maaf, sebelumnya. Jika ini terlihat sangat tidak sopan. Saya ingin menebus segala pinjaman Ayah saya kepada Anda. Namun saya mohon maaf juga mengenai satu hal lagi. Maaf, saya ingin menolak perjodohan dengan Yoona. Karena sebenarnya saya sudah mencintai orang lain. Saya sangat berterima kasih kepada Anda atas segala yang telah diberikan kepada keluarga saya" Aku pun berhenti berkata dan sedikit mengangkat kepala untuk menatap beliau.

Beliau hanya tersenyum dan menepuk bahuku pelan. Aku pun terkejut dengan reaksi yang beliau berikan.

"Seokjin, ada apa denganmu? Mengapa menolak anakku?"

"Maaf, tapi saya tidak bisa mencintai anak Anda. Saya sudah mencintai orang lain hampir lebih dari 5 tahun mengenalnya. Aku bahkan sudah satu apartemen dengannya. Orang tua kami pun sudah saling kenal—"

"Haneul?" Aku pun terkejut.

"Ya?"

"Anak baik itu ternyata. Dia pernah menolongku ketika hampir saja tertabrak mobil sebulan yang lalu" Aku pun terkejut lagi akan hal itu. Haneul memang sangat baik. Aku pun teringat dengan luka di lututnya.

"Siapa yang memberitahumu untuk menjodohkanmu dengan anakku?"

"Ayahku"

"Apakah kamu yakin?" Aku hanya mengernyitkan keningku.

"Anak ini. Memang awalnya aku ingin menjodohkan anakku denganmu. Namun setelah berpikir, kamu lebih baik dengan Haneul"

"Dan untuk uang itu, akan tetap kuterima agar tidak ada yang mengintervensi keluarga kalian lagi" Aku hanya terdiam dengan segala tindakannya. Aku tidak menyangka akan semudah ini.

Aku pun tersenyum dan segera berpamitan dengan beliau. Aku pun keluar dari ruangannya, tanpa melirik apapun lagi. Pikiranku hanya satu saat ini.

"Haneul-ah, tunggu aku. Kumohon percaya kepadaku lagi"

Aku pun mengendarai mobilku dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Namun perlahan hujan mulai turun dengan deras hingga aku tidak menyadari apa yang ada di hadapanku.

Hingga semua terjadi begitu saja.

Gelap.

Haneul-ah, kumohon percaya padaku lagi.




Sudah berapa lama aku berpisah?

FABULOUS📸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang