Prolog

279K 9.3K 136
                                    

"Baby.."

"Sayangku"

Hufft masih tak ada jawaban.

Plop.. dengan usil kylie melepaskan pacifier yang masih setia berada dalam mulut sang tunangan.

"Eungh.." Aldrich mulai menggeliat tak nyaman, saat benda yang biasa menyumpal mulutnya itu terlepas.

Kylie terkekeh melihatnya "Wake up cinta"

Tangan lentik itu mengelus surai hitam kesayangannya. Bukannya terbangun Aldrich malah semakin menduselkan wajahnya pada dada Kylie.

"Bangunlah sayang hari sudah siang, bukankah jadwalmu hari ini penuh hm?"

Aldrich mendongak menatap sang tunangan, "five minutes please.." rengeknya.

"No sayang, ayok bangun hari ini akanku temani ke kantor okay?"

"Really?" Ucapnya riang, tak lupa matanya yang berbinar.

Kylie hanya mengangguk dengan senyum manisnya.

"Baiklah aku akan bersiap sekarang sayangku, tunggu sebentar hihi" ucapnya dengan semangat.

Setelah mengecup kening Kylie singkat, Ia
melompat dari kasur mengabaikan pacifier serta botol dot yang telah tergeletak dilantai, tertarik oleh selimut yang dipakainya.

Kylie hanya menggeleng melihat kelakuan calon suaminya itu. Baginya ini belum seberapa, bahkan setiap pagi ia dengan sabar menghadapi sikap Aldrich jika sedang dalam mode rewel, benar-benar seperti bayi yang tak bisa jauh dari ibunya.

Bukannya marah, justru itu yang semakin membuatnya jatuh cinta pada Aldrich. Karena dia lah yang dapat membangun kembali rasa kepercayaannya pada seorang pria. Dengan kebucinannya pada Kylie, tentu saja itu menjadi point utama dari seorang Aldrich. Pria posessive, manja dengan segala kebucinannya.

•••••

Don't forget to votment y gais

My Bucin CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang