Hari ini Aldrich selalu menempel pada Kylie. Ia bak seorang anak ayam yang selalu mengikuti kemanapun induknya pergi.
Bahkan saat Kylie sedang buang air kecil pun, ia menunggunya tepat didepan pintu kamar mandi. Dengan alasan takut Kylie pergi meninggalkannya lagi.
Aldrich benar-benar tak membiarkan Kylie jauh dari pandangannya. Padahal tubuhnya belum pulih betul, bahkan plester penurun panas masih setia menempel dikening yang masih terasa hangat itu.
"Sayang tunggulah sebentar, aku hanya ingin kebawah untuk mengambil pacifier mu hm" bujuk Kylie yang kesekian kalinya.
Memang tadi Aldrich sempat meminta tambahan susu, tapi berhubung Kylie takut Aldrich akan muntah nantinya karena kekenyangan, jadilah ia berniat untuk mengambilkan Aldrich pacifier. Yang memang kebetulan sedang di sterilkan dibawah.
Aldrich melengkungkan bibirnya kebawah, matanya berkaca-kaca. Ia membalikkan tubuhnya membelakangi Kylie.
Terkadang Kylie bingung dengan sikap tunangannya itu. Didepan orang lain bahkan didepan orang tuanya sendiri ia akan bersikap dingin tak tersentuh, tapi jika sudah bersama dengannya? Entah kemana hilangnya semua sikap arogan yang pria itu miliki.
"Pergi saja sana" ketus Aldrich.
Kylie menghela nafas. Ia menundukkan kepalanya guna mengecup kepala sang pria.
Setelah itu ia bangkit, lalu berjalan menuju dapur.
Aldrich menolehkan kepalanya, melihat pintu yang baru saja tertutup. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Hiks jahat" isakan mulai keluar dari bibirnya yang bergetar. Kemudian ia menarik selimut hingga menutupi kepala.
Kylie kembali kedalam kamar dengan sebuah cake elegan buatannya sendiri.
Ya, hari ini adalah hari bertambahnya usia Aldrich.
Sebenarnya bukan seperti ini kejutan yang akan diberikan oleh orangtuanya dan orangtua Aldrich.
Tapi, berhubung Aldrich sedang sakit dan keadaannya yang telah kacau sebelum waktunya tiba, jadilah mereka memutuskan untuk kembali.
Kylie menarik selimut yang menutupi tubuh Aldrich perlahan. Didalamnya terlihat wajah Aldrich yang memerah dengan bibir yang digigit guna menahan isakan.
Kylie terkejut saat melihat bercak darah pada bibir debay bucinnya. Ia langsung saja melepaskan gigitan Aldrich pada bibirnya yang telah lecet.
"Hiks" isakan Aldrich mulai terdengar.
Kylie yang melihatnya langsung saja menarik Aldrich kedalam pelukan hangatnya. "Sayang jangan sakiti dirimu sendiri cinta"
Aldrich masih terus saja menangis. Ia menutup matanya kala rasa pening kembali menyerang.
Kylie mengecup bibir Aldrich berulang kali, hingga ia merasa sedikit tenang.
Taklama setelah itu isakannya mulai mereda, saat Kylie memasukan jarinya kedalam mulut hangat Aldrich.
"Hey sayang, apa kau tak ingat ini hari apa hm?"
Aldrich menggeleng. Dia masih menikmati kegiatannya itu sambil memandangi wajah Kylie yang sangat cantik.
"Cantik" ucapnya disela hisapan.
Kylie terkekeh. Ia melepaskan jarinya dalam mulut Aldrich.
Wajah Aldrich mendatar, tapi setelah itu kembali berbinar saat melihat Kylie membawa cake kesukaannya.
"Siapa yang sedang berulang tahun sayang?" Tanya Aldrich polos.
Kylie tertawa kecil, membuat Aldrich lagi-lagi terpesona melihat pujaan hatinya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/277778625-288-k248250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bucin CEO
Roman d'amourAldrich Addison pria dingin datar yang memiliki tingkat kebucinan diatas rata-rata, memiliki sejuta pesona yang dapat memikat banyak hati wanita. Tapi menurutnya tak ada yang lebih memesona selain tunangannya, Kylie Wijaya. Wanita cantik yang dapat...