Riuh tepuk tangan dan sorakan saling bersahutan dari para tamu undangan mengiringi sepasang mempelai pria dan wanita yang tengah berciuman di atas altar. Tangis haru dari para orangtua, begitu juga dengan kedua pasangan yang sedang menautkan bbir mereka dengan air mata bahagia yang mengiringi.
Aldrich dan Kylie melepaskan tautan bibir mereka setelah dirasa cukup. Tangan pria itu masih tetap setia bertengger pada pinggang ramping Kylie, dengan kening yang saling menyatu.
"Akhirnya kau sepenuhnya milikku baby.." Aldrich berbisik tepat di depan bibir Kylie.
Kylie tersenyum haru, air mata masih terus mengalir di wajahnya yang begitu cantik walau hanya terpoles make up tipis. Dengan Aldrich yang terus mengusap matanya yang turun.
Jika biasanya para mempelai wanita akan bermake up tebal dengan kesan glamor pada saat hari spesialnya, beda lagi dengan Kylie yang hanya memoles wajahnya dengan make up tipis yang terkesan natural.
Ia bukannya tak ingin seperti itu, tetapi orang yang baru saja sah menjadi suaminya ini menentangnya keras. Ya walaupun begitu Kylie tetaplah Kylie, tanpa polesan pun ia terlihat begitu cantik. Apalagi ditambah dengan polesan tipis seperti ini, ia terlihat bagai bidadari.
Sampai-sampai tadi Aldrich sempat berpikir untuk membubarkan semua tamu undangannya, karena tak rela Kylie-nya dilihat oleh orang lain. Tapi apa boleh buat..
"Hiks putri kita dad.." Letta menangis di dada bidang suaminya. Ia benar-benar tak menyangka bahwa putri satu-satunya yang ia miliki bisa tumbuh secepat ini.
Alex memeluk istrinya erat, mengelus punggungnya lembut berharap bisa menenangkan sang istri. Walaupun dirinya sendiri pun merasa sedih juga senang disaat bersamaan. Putri kecilnya yang dulu harus selalu tertidur diperlukannya kini telah berpindah dalam pelukan orang lain. Putrinya yang selalu ia lindungi, kini juga akan ada yang lebih melindungi nya. Putrinya yang..
Alex mengangkat wajahnya keatas, menghalau air mata yang akan turun. Ia benar-benar tak bisa hidup tanpa putrinya. Untuk mengingat hal-hal apa saja yang telah mereka lalui pun ia tak sanggup. Ini benar-benar berat. Tetapi ia yakin menantunya itu takkan pernah mengecewakan dirinya.
"Mommy Daddy!"
Seruan itu mengalihkan perhatian semua orang. Di sana terlihat Kylie dan Aldrich berjalan beriringan dengan Aldrich memeluk pinggang Kylie posessive. Pria itu benar-benar tak melepaskan kylie barang seinci pun.
"Oh sayangg"
Letta memeluk Kylie yang baru saja tiba dihadapannya. Sedangkan Aldrich, pria itu juga memeluk Alex ala lelaki.
"Jaga putriku, jangan sampai kau menyakitinya.." pesan Alex saat mereka melepaskan dekapannya.
"Menantu" lanjut Alex. Membuat Aldrich yang mendengarnya tersenyum hangat, lalu membalasnya dengan anggukan mantap.
Pasti ia akan menjaga belahan hatinya dengan baik, tanpa disuruh pun ia pasti akan melakukan kewajiban tersebut.
"Mommy percaya padamu Al"
Letta dan Aldrich berepelukan singkat.
"Kau tak ingin memeluk papa mu son?"
Pertanyaan Dexter membuat perhatian mereka teralihkan.
"Selamat atas pernikahanmu" Dexter melepaskan pelukan Aldrich setelah menepuk-nepuk bahu anaknya singkat.
"Jangan membuat menantuku sedih Al"
Aldrich hanya berdehem singkat, lalu membalas pelukan ibunya.
"Menantu jika pria arogan ini menyakitimu, jangan sungkan-sungkan untuk mendepaknya hm?!" Ucap Lilian pada Kylie yang terkekeh menanggapinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bucin CEO
RomanceAldrich Addison pria dingin datar yang memiliki tingkat kebucinan diatas rata-rata, memiliki sejuta pesona yang dapat memikat banyak hati wanita. Tapi menurutnya tak ada yang lebih memesona selain tunangannya, Kylie Wijaya. Wanita cantik yang dapat...