AARGGHH
Max memejamkan matanya saat lagi-lagi teriakan kesakitan itu kembali terdengar.
Sudah seminggu lamanya ia selalu mendengar suara kesakitan dan teriakan ampunan yang diucapkan oleh para mangsa bos nya itu.
Tapi tuannya seolah tuli. Ia malah semakin gencar dalam menyiksa para mangsanya itu.
"Yah mati" ucap Aldrich tanpa rasa bersalah.
Aldrich melempar gergaji yang baru saja ia gunakan untuk memotong pergelangan tangan dari seorang jalang yang menjijikkan.
Aldrich memang tak sembarang dalam memilih mangsa. Seperti jalang itu, ia menjadikannya mangsa karena telah lancang menggoda dirinya, hingga membuat Kylie marah pada saat itu.
Bahkan Kylie sampai tak ingin menyentuh Aldrich karena menganggapnya kotor.
Intinya semua orang yang dijadikan mangsa oleh Aldrich ialah orang-orang yang berani mengganggu dirinya serta belahan jiwanya.
Tentu saja ia takkan melepaskan begitu saja orang yang telah berani mengusik ketenangannya.
Dalam seminggu ini sudah banyak orang yang telah Aldrich lenyapkan. Ia bak seorang malaikat maut yang sedang melaksanakan tugasnya. Tanpa adanya belas kasih dan tanpa rasa kasihan sedikitpun.
"Max bereskan!" Titahnya singkat.
Kemudian Aldrich berlalu dari ruang eksekusi tersebut. Meninggalkan Max yang lagi-lagi menghela nafas lelah. Ia harus bersabar menghadapi sikap sang raja hutan yang lepas dari pengawasan pawangnya.
•••••
Setelah membersihkan tubuhnya yang berlumuran darah, Aldrich langsung saja merebahkan diri di tempat tidur berukuran kingsize nya itu.
"Hiks.." lagi-lagi isakan keluar dari bibir seksinya.
Aldrich memeluk foto Kylie yang berada dalam pigura berukuran sedang, tubuhnya semakin bergetar didalam selimut.
Isakannya mengencang kala rasa pening dikepalanya lagi-lagi kembali menyerang.
"Huaa Kylie kau dimanaaa hiks hiks"
"Kepala Aldrich pusing hiks Al hiks Aldrich haus hiks ingin nyonyo" isaknya.
Lama menangis, hingga akhirnya ia terlelap dengan sisa isakan yang sesekali masih terdengar.
Ceklek
Suara pintu terbuka, terdengar memenuhi kamar seorang pria yang baru saja terlelap.
Kylie masuk perlahan menuju ranjang Aldrich. Dia duduk pada pinggiran tempat tidur. Memperhatikan wajah Aldrich yang terpahat sempurna.
Tangannya terangkat untuk mengelus pipi Aldrich yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya. Bahkan pipi itu terasa tajam karena mulai ditumbuhi oleh bulu-bulu halus.
"Eungh.." erang Aldrich dalam tidurnya.
Ia menduselkan wajahnya pada paha Kylie. Mulutnya mulai menggigit dan mengemut dress yang Kylie kenakan.
Kylie terkekeh. Dia mengambil pacifier yang berada dalam laci, lalu memasukkan nya pada mulut Aldrich.
Setelah itu ia ikut merebahkan dirinya, lalu masuk kedalam selimut yang sama. Tangan kirinya ia jadikan bantalan untuk kepala Aldrich, sedangkan yang satunya ia gunakan untuk mengelus punggung ringkih sang pria.
Tak lama setelah itu terdengar dengkuran halus dari kedua pasangan tersebut.
Sedangkan disisi lain. Para orang tua tengah mengintip pada celah pintu. Mereka tersenyum lembut melihat anak dan calon menantunya yang tengah terlelap.
![](https://img.wattpad.com/cover/277778625-288-k248250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bucin CEO
RomanceAldrich Addison pria dingin datar yang memiliki tingkat kebucinan diatas rata-rata, memiliki sejuta pesona yang dapat memikat banyak hati wanita. Tapi menurutnya tak ada yang lebih memesona selain tunangannya, Kylie Wijaya. Wanita cantik yang dapat...