Hayoo pada gadang!!
Call me Dds gaes!
Don't thor or lalisaᕙ(͡°‿ ͡°)ᕗOkelaa HppyReading!
•••••
"Aldrich! akhirnya kau bangun juga nak"Aldrich mengerutkan keningnya kala mendengar seruan sang mama yang kini tengah berada dalam kamarnya dan Kylie.
"Ayok bersiap sayang, yang lain sudah menunggu di bawah" ucap Lilian, saat tak mendapati jawaban dari anaknya.
"Bersiap?" Aldrich semakin mengerutkan keningnya.
Apa yang perlu dipersiapkan? Ia saat ini baru saja terbangun dari mimpi buruknya. Lalu tiba-tiba saja ia langsung disuruh bersiap?
Lilian nampak menghela nafasnya pelan. Matanya kembali berkaca-kaca, tak sanggup menerima kenyataan yang begitu menyakitkan.
"Why mom-- aasshh.." ucapannya terhenti kala merasa perih pada punggung tangannya.
Aldrich melirik tangan kirinya. Infusan. Tunggu.. sebenarnya apa yang terjadi, sampai-sampai ia diinfus begini.
"Sayang kenapa lama sekali?" Sebuah suara tiba-tiba menginterupsi kegiatan mereka.
Di sana terlihat Dexter yang tengah berdiri dengan pakaian hitam-hitam nya. Tapi mengapa matanya terlihat seperti habis menangis?
Mana mungkin pria kaku seperti robot itu menangis.
Tapi, mengapa Ibunya pun sama, bahkan Lilian terlihat begitu jelas. Dan mengapa juga ibunya memakai setelan hitam-hitam? Ah, mungkin hanya kebetulan.
"Dimana Kylie ma?" Tanya Aldrich bingung.
Tentu saja dirinya merasa bingung, ini adalah kamarnya dengan sang istri. Tapi mengapa malah orang tuanya yang berada disini. Dimana istri cantiknya itu?
"Ekhm Al.. be- begini nak is- istrimu itu emm dia--"
"Apa yang terjadi pada istriku?!" Potong Aldrich tak sabaran.
Sungguh saat ini ia begitu merasa takut. Apalagi tadi ia telah bermimpi buruk. Jangan sampai..
"Ma! Mana Kylie?!" Tanya Aldrich kembali.
Bukannya mendapat jawaban yang ia inginkan, Aldrich malah disuguhi dengan tangisan ibunya yang semakin menjadi di dekapan sang papa.
"MANA KYLIE?! DIMANA DIA?!!" Aldrich lost control.
Bayangan mimpinya semalam terputar ulang bak kaset rusak dalam pikirannya. Tanpa memedulikan infus yang tertancap, ia segera bangkit dan berlari menuju keluar.
"Tidak.. tak mungkin" lirih Aldrich, kala melihat pemandangan yang berada di bawah sana.
Ia menggelengkan kepalanya lirih. Tidak mungkin, tadi itu hanya mimpi. Tidak pasti bukan!
"APA-APAAN INI?!" suara Aldrich begitu menggema di seluruh penjuru mansion. Ia menuruni tangga dengan aura yang begitu pekat.
"Al.." lirih Letta, kala melihat sang menantu kini berada di depannya.
"Ada apa ini mom?" Aldrich bertanya pada ibu mertuanya.
"Mengapa kalian semua memakai pakaian serba hitam?" Aldrich bertanya sembari mengedarkan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bucin CEO
RomanceAldrich Addison pria dingin datar yang memiliki tingkat kebucinan diatas rata-rata, memiliki sejuta pesona yang dapat memikat banyak hati wanita. Tapi menurutnya tak ada yang lebih memesona selain tunangannya, Kylie Wijaya. Wanita cantik yang dapat...