HAI HAII SEMWAH!!
Wahh cepat sekali aku update ehehe ⁄(⁄ ⁄•⁄-⁄•⁄ ⁄)⁄
Adakah yang nunggu cerita iniiii?
•••••
Pagi hari ini mansion kediaman kedua pasutri kita dihebohkan oleh suara muntahan Aldrich yang tak ada henti-hentinya sejak tengah malam tadi.
Semalam saat Aldrich tengah memandangi wajah istrinya yang tengah tertidur dari kejauhan, tiba-tiba saja ia merasa mual. Perutnya bergejolak seolah tengah meminta isinya untuk dikeluarkan.
Pria yang tengah tengkurap di sofa, karena tak diperbolehkan untuk tidur bersama itupun langsung beranjak ke kamar mandi dengan tergesa.
Ia berusaha untuk mengeluarkan sesuatu yang membuatnya mual, namun hanya cairan bening saja yang ia keluarkan.
Kylie yang sebenarnya hanya pura-pura tertidur pun langsung berlari menghampiri suaminya yang tiba-tiba muntah.
Saat baru saja masuk Kylie dikejutkan oleh Aldrich yang tengah terduduk dilantai dengan tubuh yang disandarkan lemas.
Jadilah saat ini hukuman yang Kylie berikan harus tertunda terlebih dahulu. Wanita itu benar-benar tak tega melihat keadaan baby-nya yang mengenaskan.
Bagaimana tidak mengenaskan? Seluruh tubuh yang dipenuhi luka lecet, air mata yang terus meleleh dari kedua mata tajamnya, rambut acak-acakan juga tatapan kosong yang selalu ia pancarkan.
Ugh Kylie benar-benar tak bisa melihat suami tercintanya seperti itu. Sungguh ia terlihat bak ibu tiri yang tengah menghukum anak tirinya.
"HUEKK"
"HUEKK hiks.. HUEKK"
"Hiks.. Kylie.."
Aldrich terus berusaha memuntahkan isi perutnya diiringi tangisan yang tak ada hentinya.
Kylie dengan sabar mengurut tengkuk Aldrich, lalu mengelus punggung suaminya pelan.
"Sudah?"
Aldrich mengangguk, kemudian memeluk Kylie dengan wajah yang ia tenggelamkan di leher jenjang sang pujaan hati.
Aroma tubuh Kylie yang begitu memabukkan, membuat Aldrich perlahan tenang dari tangisnya. Gejolak yang ia rasakan pun perlahan mulai menghilang.
Setelah Kylie selesai membersihkan sisa muntahan Aldrich, ia dengan perlahan membawa Aldrich yang masih dalam dekapannya menuju ke ranjang.
Mendudukkannya perlahan lalu melepas pelukannya dengan halus. Aldrich yang merasa lemas pun tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya menuruti apa yang istrinya lakukan.
Lebih tepatnya, tak ingin kembali membuat sang istri marah.
Kylie mengelus rambut Aldrich singkat, sebelum beranjak pergi keluar dari kamar.
Aldrich menatap pintu kamar dengan sendu. Apakah Kylie masih marah padanya?
"Hiks.." lagi-lagi sang CEO itu mengeluarkan isakannya.
Aldrich terus menangis sembari memanggil manggil nama Kylie. Ia bahkan tak sadar bila Kylie kini tengah berjalan dengan tergesa ke arahnya.
"Hey kenapa sayang hm?" Kylie bertanya dengan nada yang begitu lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bucin CEO
RomanceAldrich Addison pria dingin datar yang memiliki tingkat kebucinan diatas rata-rata, memiliki sejuta pesona yang dapat memikat banyak hati wanita. Tapi menurutnya tak ada yang lebih memesona selain tunangannya, Kylie Wijaya. Wanita cantik yang dapat...