27|| Pertemuan?

50 13 0
                                    

Sorry, kemarin bener-bener nggak bisa mikir ide. Buntu. Banyak banget masalah cuyy. Tapi, semoga aja nge-feel, ya.

Aku nggak pernah bikin jadwal update juga karena belum tentu sanggup. Aku ini orang yang banyak beban hidup, canda beban hehe.

Jadi, tergantung mood. Doain aja moodku bagus selalu setelah masalah ini yaa.

Gitu aja, enjoyy!!

Eh, ada bonus pict Mahda sama Anin nih!

Eh, ada bonus pict Mahda sama Anin nih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Makin jago bohong gue'

***

"Si anjing."

Mereka yang ada di ruangan itu kompak menoleh kearah suara. Raffa, Cowok itu datang dengan wajah memerah, dan nafas yang memburu.

"Bang? Kenapa?" Cilla yang tadinya bersandar pada kepala brankar langsung menegakkan badannya begitu melihat keadaan Abangnya yang begitu kacau, apalagi saat melihat buku-buku jari milik Raffa yang mengeluarkan darah.

Namun, Raffa tetap diam, dan malah menghambur ke pelukan Cilla yang masih belum mengerti apapun.

Tangan Cilla mengusap punggung Raffa pelan. Dua manusia lain yang juga ada disana hanya bisa saling pandang heran.

Cilla paham betul, jika sudah begini pasti Raffa tengah meredam emosinya, atau menenangkan perasaannya. Itu sudah menjadi kebiasaan Raffa sejak kecil.

Masih belum ada penjelasan, justru Raffa semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Cilla.

Cilla mengode Mahda, dan Keyla untuk memberi waktu Raffa dan dirinya. Keduanya paham, langsung bergegas keluar.

"Kak Raffa kenapa, ya? Tangannya sampe berdarah gitu, kasian." gumam Keyla sambil menempatkan diri di kursi yang ada di depan ruangan Cilla.

Sedangkan, Mahda masih bingung atas apa yang terjadi. Daripada menunggu disini lebih baik menjenguk Anin walau sebentar.

"Mata empat,"

Keyla mendongak dengan tatapan bingungnya, "iya elu,"

Berdecak, "nama Keyla bukan mata empat tau!"

Mahda memutar bola matanya malas, "iya siapapun nama lo, gue keluar bentar, ya. Emm ... gue belum makan, mau cari makan."

Walau masih kesal, Keyla mengangguk mengiyakan. Kasihan juga belum makan, pikirnya.

Belum tau saja, Mahda hampir muntah makan dua porsi gado-gado pinggir jalan.

Setelah kepergian Cowok yang setahu Keyla adalah abangnya Cilla itu, gadis itu memilih membaca buku sastra yang selalu ia bawa kemana-mana, biar nggak gabut.

SATU SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang