XXII. Archime

4 0 0
                                    

Tiga Unit sudah mendekat siap untuk memberikan tembakan kejutan. Tapi perlahan ada titik besar berwarna merah seperti ada sesuatu yang membuatnya seperti itu. Perlahan titik itu meleleh, sesuatu warna biru keluar dari titik merah itu. Seperti cahaya biru yang sangat padat. Kemudian cahaya itu bergerak secara horizontal membelah gedung itu menjadi dua. Bekas yang di tinggalkan seperti besi yang meleleh.

Tiga Unit tersebut kaget melihat itu. Saat gedung itu roboh terlihat seperti pedang cahaya biru dibalik asap bekas reruntuhan gedung.

Sring--

Pedang itu bergerak horizontal lagi membelah asap yang ada di depannya. Membuat Olympus itu terlihat wujud penuhnya membawa pedang plasma birunya. Pilot Olympus itu sudah sangat ingin bertarung setelah persiapannya dan berkata,

"Bantai!"

"Serang! "

Perintah pemimpin Unit saat itu.

Tembakan diluncurkan membabi buta menyerang Olympus itu.

Tapi Olympus itu hanya menepisnya dengan satu ayunan pedang plasma birunya dan membuat peluru yang ditembakkan meledak.

Melihat itu mereka menambah intensitas tembakanya. Tapi Olympus itu dengan hanya menggunakan satu tangannya untuk mengayunkan pedangnya berhasil menepis seluruh peluru yang di tembakan. Kecepatan tangan yang luar biasa.

"Senjata laser? Tidak, itu... Pedang!? " Seseorang yang menembaki Olympus mencoba menganalisis kemampuannya.

Ketika mereka kehabisan peluru, Olympus itu dengan cepat bergerak mendekati mereka. Kemudian serangan dilancarkan dengan mengayunkan pedang plasmanya secara vertikal. Unit APEX berhasil menghindari dan mundur kebelakang. Tapi Olympus tidak membiarkan itu dan dengan cepat mendekatinya lagi. Memgirisnya menjadi dua dan kemudian meledak.

Setelah itu bergerak cepat ke kiri membuat APEX yang ada di kiri tidak memiliki waktu untuk mengisi peluru dan akhirnya panik. Diapun berteriak ketakutan dan Olympus dengan cepat mengirisnya.

***

Pusat Komando yang mendengar dari alat komunikasi menjadi panik dan berteriak, "Dewaruci 33!!! "

"Ada pesan masuk dari kapal nomor 1." Kata Mubin yang sedang memegang alat komunikasi.

"Putar di pengeras suara! " Perintah Kapten mendengar laporan itu.

"Kapten Maritasari! " Suara dari pengeras suara.

"Bagaimana keadaannya? " Tanya Kapten.

"Sama sekali tidak bagus! Bagaimana dengan anda? "

"Pengisian bahan bakar selesai! " Kata Kak Sarah lewat alat komunikasi yang dibawanya.

"Para pengungsi sudah naik semua! " Ucap Letnan Joseph.

"Kami juga akan siap meluncurkan. Kami akan mengambil jarak dan menghancurkannya menggunakan SSM. Mari bertemu lagi di laut. " Kata seseorang dari kapal nomor 1. Setelah itu tepat ketika telepon ditutup, dia melihat jendela di depan kemudi ada cahaya biru yang mendekat dengan cepat...

Duarrr---

Pusat komando kapal nomor 1 tertusuk pedang plasma milik Olympus dan meledak.

Kapal Kapten Maritasari yang berada di samping kapal itu kaget melihatnya.

Olympus perlahan mendekat mengambil pedang yang barusan dia lemparkan ke kapal sebelah.

Dengan wajah marah melihat Olympus itu Kapten berkata, "Dasar orang Mars!!! "

Setelah mengambil pedangnya, pilot Olympus itu menyeringai dan membelah lambung kapal. Kapal pun meledak getarannya membuat kapal sebelah bergoyang. Kak Sarah dan Letnan Joseph merasakan itu dan berusaha memegang sesuatu yang bisa digunakan agar dapat menahan goyangan kapal dan mereka tidak terbentur. Semua pengungsi yang ada didalam pun menepi dan jongkok. Karena panik merasakan dan mendengarkan itu.

Arnoscrios [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang