II. Bekas Luka

21 2 9
                                    

"Pada tahun 2005, Kekaisaran Marshellium akhirnya menyatakan perang terhadap Earth Federation. Akibat pertempuran sengit di permukaan Bulan, Divine Gate hilang kendali dan menghancurkan Bulan. Benda astronomis yang telah menjadi satelit Bumi selama 4,5 miliar tahun telah tercerai-berai menjadi batuan yang tak terhitung jumlahnya dan sekarang terus mengorbit sebagai Sabuk Satelit. Akibat dari kejadian itu, Bumi mengalami bencana global. Tabrakan meteor dan gelombang gravitasi menyebabkan deformasi kerak, gempa bumi, tsunami, cuaca tidak normal, dan lain-lain. Luka dari bencana Fallen Sky yang diikuti dengan rusaknya Bulan, masih terlihat jelas di seluruh dunia. Pasukan Kekaisaran Marshellium yang jalan kembalinya telah terputus karena hancurnya Divine Gate, akhirnya tinggal di Sabuk Satelit. Walaupun sekarang telah memungkinkan untuk melakukan perjalanan antara dua dunia tanpa Divine Gate--"

Sarah mendengarkan itu dari ruang komando. Dia pun bergegas membuka pintu.

Setelah pintu terbuka, "Maaf atas keterlambatan saya! "

Sarah melakukan itu dengan penuh hormat dan tanggung jawab. Tapi di dalam ruang komando tersebut tidak ada siapapun. Hanya sebuah radio yang menyala.

Sarah pun, tertegun. Matanya terbuka lebar, tidak biasanya ruang komando kosong.

"--Kembali mengingat kejadian 3 tahun lalu, yang menyebabkan hilangnya ibu kota Jepang, Tokyo. Karena salah satu dari ke-17 Pemimpin klan Ksatria Orbit Kekaisaran Marshellium menghentikan gencatan senjatanya secara sepihak dan mengakibatkan tewasnya jutaan orang. Yang itu terjadi hanya karena kesalahpahaman Ksatria Orbit yang mengira aksi terorisme yang ditunjukkan kepada duta besar perdamaian Neja Valen Marshellium, dilakukan oleh seorang yang diutus dari Earth Federation. Karena serangan itu Asia Timur menyatukan kekuatanya, dan Kekaisaran Marshellium merasa malu karena aksinya. Akhirnya seluruh 17 Pemimpin Klan diundang untuk datang menandatangani perjanjian damai. Datangnya Tuan Putri Neja Valen Marshellium dalam beberapa hari adalah awal--"

Bsst--

Sarah mematikan radio tersebut. Sarah melihat di luar jendela kaca yang ada di depannya. Banyak murid-murid yang mengikuti latihan untuk persiapan tes akhir semester.

Tiba-tiba sesuatu mengetuk tepat di atas kepala Sarah.

"Hey, Pembantu Letda tukang molor". Kata seseorang pria yang ada di belakang Sarah. Dengan intonasi setengah menggoda. Kemudian pria tersebut merangkulkan tangan kananya ke Sarah.

" Letnan Joseph.... ". Kata Sarah, sambil melihat apa yang ada ditangan kanannya Letnan Joseph. Dan itu adalah sekaleng alkohol.

" Sial, bauuu!!! "

Secara spontan Sarah langsung menampar tangan kanan Letnan Joseph yang sedang membawa alkohol dan sedikit mengambil langkah menjauh darinya.

Letnan Joseph tidak begitu menghiraukannya dan melanjutkan meminum alkohol yang ada di tangan kanannya. Alkohol itu tidak sempat lepas setelah di tampar oleh Sarah. Letnan Joseph jalan santai dan duduk di tempat komando.

"Saya sudah berkali-kali mengatakan kepada Anda bukan? Untuk tidak mabuk pada hari latihan militer, Letnan!!! ",

Tegur Sarah tidak digubris sama sekali.

" Asal kamu tau ini hanyalah permainan. Janganlah terlalu serius", Jawab Letnan Joseph santai tanpa tanggung jawab. Kemudian Letnan Joseph lanjut meneguk minumannya.

"Hari ini kita akan melakukan latihan menembak, Letnan", Sarah mengingatkan. Kemudian melihat keluar jendela.

***

Indah yang berada di kokpit pilot APEX,
" Ma-Master Arm Switch... "
" Fire Control..."
" Turunkan Peredam..."
" Lock on... "
Tampaknya dia sedang kesulitan. Melihat kesana kemari.
"Mengonfirmasi target... "
"Fire!!!"
Indah mengucapkan kalimat terakhir sambil menutup mata. Reflek Indah sendiri yang menuntunnya seperti itu, karena dia terlalu terpaku dengan target dan nilai.

Arnoscrios [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang