XX. Musuh sebenarnya

9 2 0
                                    

Gambar Osamu yang sedang memegang ember berisi air, akan bersiap untuk mencuci APEX beta di lapangan latihan sekolah.

Indah saat ini sedang duduk di tempat para pengungsi dan dia sedang melihat gambar Osamu lewat smartphonenya.

Diva yang ada di samping kanan Indah, "Begitu ya? Jadi, Osamu telah... " Responnya ketika mendengar dari Dery di samping kiri Indah. Diva kemudian menundukkan kepala.

"Dia itu benar-benar bodoh sampai saat terakhir... " Ucap Dery.

"Bodoh, mesum, dan juga pemalas. " Tegas Indah yang sedang meratapi.

"Kasihan sekali dia sampai dikatain seperti itu bahkan setelah dia mati... " Kata Dery mendengar Indah.

"Kalau begitu, dia tidak perlu matikan? " Ucap Indah yang menahan air matanya.

"Indah... " Ucap Diva khawatir melihat wajah Indah.

"Mereka memulai perang dan menghancurkan bulan. Lalu, memporak-porandakan Bumi dengan Fallen Sky, mereka terus memandang rendah kita semua dari atas Sabuk Satelit! " Ucap Dery yang marah dan nadanya serak seakan dia ingin berteriak tapi tidak bisa.

"Aku pasti akan membalaskan dendam mereka! Dendam Osamu dan juga mereka yang terbunuh! " Sumpah Dery yang meneteskan airmata dan memegang erat sikunya.

"Orang-orang Mars sialan! " Kata Dery yang marah.

Si Putri yang menyamar mendengar mereka karena si Putri berada di seberang mereka. Putri hanya bisa menundukkan kepala dan wanita di sampingnya pun juga.

Shinra yang berada di dekat pintu masuk melihat ke arah kanannya yaitu ke Dery yang sedang marah. Resha yang masuk dari pintu itu langsung bicara kepada Shinra, "Tentang pembicaraan tadi... "

Shinra kemudian menoleh ke Resha.

"Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan diam saja? " Tanya Resha yang melipat tangannya di depan dadanya.

"Dalam situasi ekstrim dimana kita tidak tau kapan musuh akan datang menyerang, manusia dikenal tidak mampu bersikap tenang dan berfikir secara rasional. " Kata Shinra yang dingin tapi kemudian Shinra menundukkan kepalanya dan melanjutkan,

"Jika sampai ketahuan bahwa dia adalah orang Mars kita tidak tau apa yang akan terjadi padanya nanti. " Ucap Shinra.

Resha membalas sambil melirik Si Putri, "Kau benar-benar baik ya? Apa kau peduli pada musuhmu? " Pertanyaan logis tapi tidak dapat menjadi alasan kuat untuk bertindak.

"Musuhku bukanlah orang itu. " Jawab Shinra tegas, Resha mendengar itu langsung menyudutkan alisnya dan menurunkan dagunya. Shinra melanjutkan,

"Tapi, mereka yang telah mencoba untuk membunuhnya. " Tegas Shinra, Resha kemudian memandang ke lantai dengan tangannya yang masih dilipat.

"Jika yang dikatakannya benar, maka kita harus mengantarkan Naya dengan selamat sampai ke markas pusat aliansi, dan kau? " Tanya Shinra kepadanya.

"Resha... "

"Itu namaku. Resha Andrei. " Jawab Resha yang sepertinya bukan jawab yang Shinra harapkan.

"Begitu? Lalu bagaimana denganmu, Resha? " Shinra mengulanginya.

"Aku tidak akan menjanjikan apapun. " Kata Resha yang menurunkan tangannya kemudian menatap Shinra dengan serius,

"Jika kurasa kita sedang dalam bahaya, akan kuceritakan semuanya. "

"Semua orang Mars adalah musuh. " Resha menegaskan kemudian dia berjalan menuju tempat para pengungsi duduk. Shinra hanya dapat menatapnya pergi dan pikirannya penuh dengan pertanyaan.

Arnoscrios [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang