XIV. Gelombang I : Mulai Serangan

5 2 0
                                    

"Kok baterai cadangannya sudah habis? " Gumam kak Sarah ketika masuk ke dalam kokpit untuk mengecek.

"Siapa sih yang bertanggung jawab untuk memeriksa minggu ini? " Dengan kesal kak Sarah langsung mengambil buku yang dia bawa kemudian membuka bagian tabel yang berisi jadwal piket.

"Dasar Joseph... " Gumam kak Sarah, kemudian membuang bukunya.

"Hei, Shinra... " Panggil Indah.

Kemudian Dery bertanya, "Yang keluar menggunakan beta adalah kita bertiga. Masih butuh dua orang lagi untuk mengemudikan truk yang menjadi umpankan? Kita minta tolong ke siapa ya? "

Di dalam hanggar mereka bertiga sedang mengobrol tentang itu yang di samping nya ada kak Sarah sedang memeriksa kondisi APEX yang ingin digunakan. Tapi ditengah kebingungan mereka untuk mencari personel tiba-tiba ada orang yang ingin menawarkan diri,

"Izinkan aku untuk membantu. " Itu adalah gadis yang berambut coklat dan iris berwarna hijau toska. Dia dan wanita di sampingnya adalah orang yang di ajak Shinra ketika mereka masih ada di bawah kolong jembatan.

"Tuan Pu--" Sela wanita yang ada di samping gadis itu, wanita itu seakan menolak ide dari gadis itu. Tapi gadis itu langsung menggerakkan tangan kirinya menghalangi wanita itu sehingga wanita itu berhenti bicarakan.

"Cewek cantik blasteran ya... " Ucap Dery melihat mereka.

Indah dan Shinra melihat mereka, tapi setelah melihat mereka Shinra hanya menundukkan kepala.

"Aku merasa bahwa krisis dan cobaan ini adalah sebuah tanggung jawab yang harus kuterima. " Ucap gadis itu berusaha meyakinkan mereka bertiga.

"Tukang kayalkah?" Respon Dery mendengar itu. Indah kemudian menggerakkan sikunya ke Dery mengisyaratkan bahwa itu bukan hal yang baik ketika seseorang sedang menawarkan bantuan.

"Kumohon... " Minta gadis itu.

"Dia sudah membunuh ayahku. Izinkan aku untuk membantu. " Ucap Resha yang tiba-tiba muncul di belakang mereka. Mendengar itu Indah menundukkan kepala.

"Kita akan mempertaruhkan nyawa lo! " Tegas Dery.

"Aku paham, serahkan padaku. " Ucap Resha dengan percaya diri.

Mereka bertiga kemudian saling menatap dan menganggukkan kepala. Kak Sarah yang selesai dengan tugasnya berjalan untuk melihat mereka bertiga.

"Kita jalankan rencana ini besok pagi. Kita akan berangkat bersamaan dengan terbitnya matahari. " Ucap Shinra kepada rekrutan mereka yang baru. Kak Sarah mendengar itu hanya dapat menundukkan kepala. Kemudian Shinra melanjutkan.

"Kita akan menghancurkannya. "

***

Di saat malam sudah tiba. Kak Sarah masih berada di teras atas sekolah. Memegang teropongnya untuk mengawasi keadaan.

"Masih bekerja Shin? " Tanya Indah dari belakang Shinra. Saat itu Shinra sedang berada di dalam kokpit menyetel dan mempersiapkan segala program sistem untuk besok.

"Bagaimana denganmu sendiri ndah? Kau tidak tidur? " Tanya balik Shinra.

"Udara di dalam cukup dingin. "

"Karena pemanasnya dimatikan ya? Soalnya, sebisa mungkin kita perlu menghilangkan tanda-tanda keberadaan manusia di tempat ini." Jelas Shinra kepada Indah.

"Kalau Dery langsung tidur pulas sih. " Kata Indah.

"Semoga saja dia tidak masuk angin. " Sahut Shinra.

Arnoscrios [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang