XVIII. Keberhasilan dan Kegagalan

4 2 0
                                    

Terlihat pasukan bumi meninggalkan medan pertempuran, saat itu juga Dimas menyelamatkan Ksatria Krillian. Setelah Dimas mengeluarkan Ksatria Krillian dan membawanya ketepian sungai, "Ksatria Krillian! Anda baik-baik saja? "

"Kau menyindir ya!? Apa saja yang kau lakukan selama ini!" Teriak Krillian kesal dan butuh pelampiasan.

"Sa-saya melakukan perbaikan darurat pada pesawat pengangkut... " Jawab Dimas gugup dan sedikit mengangkat tangannya seakan bersiap jika dia menerima pukulan.

"Antar aku kesana! Kita tinggalkan tempat ini sekarang juga! " Perintah Ksatria Krillian yang kesal dan tidak ingin jadi korban meteor.

"Tolong tunggu sebentar! Putri Neja.... "
Kata Dimas yang tergesa-gesa dan terengah-engah. Kemudian Krillian menghentikan langkahnya dan Dimas melanjutkan,

"Dia masih hidup! Saya masih belum paham--"

"Aku tau itu! " Potong Krillian.

"Karena itulah, kali ini aku benar-benar membunuhnya! " Kata Krillian, yang kemudian mendekat dengan cepat ke Dimas dan memegang kerah bajunya dengan erat mendekatkan Dimas ke muka Krillian, "Kau ini sebenarnya sebodoh apa hah!? "

"Kalau dibiarkan hidup, maka kami dan seluruh klan kami akan dicap sebagai pemberontak! Dan ini semua untuk mengembalikan martabat setelah kegagalan tiga tahun lalu bodoh! "

Wajah Dimas terlihat kaget matanya melebar, Krillian yang melihat itu mendecakkan lidahnya dan melepaskan genggamannya Krillian tau bahwa tidak ada waktu untuk menjelaskan. Dimas pun terjatuh lemah.

"Ayo segera pergi! " Perintah Krillian tegas. Krillian memalingkan wajah dan berjalan pergi membelakangi Dimas yang terjatuh.

Dimas pun segera berdiri dan mengambil pistol yang ada di pinggang kanan Krillian sebelum Krillian benar-benar menjauh.

Ckreg---

Pistol sudah siap untuk menembak dan tinggal menekan pelatuk. Mendengar itu Krillian menoleh kebelakang, "Hmm? "

Terlihat Dimas menodongkan senjatanya ke arah Krillian dengan matanya yang akan menjatuhkan air mata, wajahnya yang takut dan gemetar. Pertama kali dia berbuat hal yang seharusnya tidak pernah terpikirkan di benaknya. Tapi, mendengar apa yang dikatakan oleh Krillian dia benar-benar marah, tapi tindakan yang dia lakukan membuat emosinya campur aduk.

"Bajingan. Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan? " Tanya Krillian dengan nada rendah dan kesal

Dimas gemetar memenang pistol itu dan nafasnya tidak teratur. Dengan tatapan tenang, Krillian mendekat, "Kembalikan pada--"

Dorr---

Tebakan di luncurkan oleh Dimas. Mengenai tepat pada perut Krillian. Dimas terlihat kaget, tapi setelah itu wajahnya berubah menjadi marah sampai air matapun tak dapat dia bendung.

"Khh, argh! "

Krillian tidak dapat menahan berat tubuhnya dan kedua lututnya menyentuh tanah. Kedua tangannya yang memegang perut, dia benar-benar merasakan timah panas yang menembus kulit kemudian bersarang di perut. Tangan kanan yang Krillian angkat sampai wajahnya memperlihatkan darah merah yang segar. Wajah terkejut Krillian setengah mati, kantung matanya yang perlahan menggelap, mulutnya yang terbuka dan lidahnya bergetar. Seakan tidak percaya dan tidak menyangka bahwa Dimas sangat serius ingin membunuhnya.

Tangan Krillian gemetar. Setelah itu dahinya mengenai tanah, dan kedua tangannya memegangi perutnya. Rasa sakit yang dia rasakan seperti menggerogoti tubuhnya, semakin lama semakin sakit, perih, panas dan menguras seluruh tenaga. Teriakan lirih dan serak terdengar karena rasa sakit yang dirasakan Krillian setelah perutnya tertembak. Darah segar terus mengalir, entah kedua tangannya dapat menahan itu atau tidak.

Arnoscrios [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang