IX. Gelombang I : Penghianat

8 1 0
                                    

"Pesan dari markas pusat! Pasukan udara telah melakukan kontak dengan pesawat musuh! Saat ini mereka sedang bertempur denganya" Laporan kak Sarah kepada seluruh pasukan.

Seseorang yang mendengar itu adalah kapten dari pasukan itu. Dia adalah seseorang yang saat rapat strategi berada di samping Sarah sedang meremehkan Mars, "Ada apa? Sinyal komunikasi tidak berfungsi dengan baik. " Dari apa yang dikatakan oleh Sarah walaupun bisa didengar tapi tidak terdengar jelas.

Mendengar apa yang dikatakan kapten tersebut Letnan Joseph menjelaskan, "Itu Jamming! Mereka memancarkan sinyal gelombang yang kuat dengan frekuensi yang berbeda-beda untuk mengacaukan rantai komando kita. Sama seperti 3 tahun lalu-- tidak, 15 tahun yang lalu. Ini adalah taktik mereka. "

Kapten sepertinya hanya mengabaikan apa yang dikatakan Letnan Joseph, "Apanya yang 15 tahun lalu? Dasar penipu... " yang dikatakan kapten. Kapten hanya memandang rendah Letnan Joseph karena pangkatnya atau mungkin sesuatu yang lebih pribadi diantara mereka.

Tangan Letnan Joseph tidak berhenti gemetar. Dari raut wajah beliau yang masam melihat tubuhnya tidak selaras dengan pikirannya.

***

Satu pesawat hitam terus mengejar pasukan pesawat jet tempur. Satu peluru keluar dari pesawat hitam langsung meledakkan salah satu pesawat jet tempur. Dengan kecepatan yang luar biasa pesawat hitam tersebut berhasil mengejar salah satu pesawat jet tempur.

"Sial! Dia ada di belakangku! " Suara takut dan gemeteran karena pesawatnya sedang dikejar oleh pesawat hitam.

"Berikan bantuan!" Perintah kapten.

Dua pesawat menukik membelakangi pesawat hitam tersebut dan bersiap melakukan tembakan untuk melepaskan rekannya yang dikejar oleh pesawat hitam.

Saat puluhan peluru ditembakkan ke pesawat hitam itu, peluru sangat jelas mengenai pesawat tersebut. Tapi entah kenapa tidak ada efeknya sama sekali. Bahkan tidak ada suara pantulan peluru, jika kulit pesawat itu keras. Saat peluru itu saat sampai di kulit pesawat hitam seperti ditiadakan.

"Apa? " Jawaban kaget, dari pasukan yang ingin membantu rekannya bebas dari kejaran pesawat hitam, setelah melihat hal yang tidak masuk akal itu.

Satu persatu pesawat bantuan meledak. Krillian yang melihat itu hanya tersenyum puas dan segera mengakhiri pesawat yang dia kejar. Sayangnya Krillian meleset mengenai sayap kiri pesawat yang dia kejar.

Pesawat jet tempur itu berputar-putar kehilangan kendali. Tapi pilot berhasil menggunakan kursi lortarnya untuk membebaskan dirinya agar tidak ikut meledak dengan pesawat jet tempur yang dia kendarai.

Tentu saja Krillian melihat itu, "Orang yang tidak tahu saat dia akan mati itu tidak menawan lo! " Ungkapan Krillian melihat pilot yang berusaha menyelamatkan diri. Wajahnya terlihat sangat menikmati pertempuran ini, bukan lebih tepatnya pembantaian ini.

Pesawat hitam yang kemudinya diambil alih oleh Krillian terus bergerak maju menabrak orang yang sedang melepaskan parasutnya untuk mendarat dengan aman. Dimas yang melihat itu hanya menutup mata, entah ketakutan atau belum terbiasa. Teriakan terdengar di telinga Dimas, kemudian senyap. Kemudian perlahan-lahan dimas membuka mata dan yang terdengar adalah suara Krillian yang sadis, "Bagaimana mas? Bagaimana perasaanmu setelah menyaksikan orang-orang yang dulunya sebangsa denganmu mati dengan menyedihkan? "

***

"Pasukan Udara... Telah musnah"

"Saat ini pesawat musuh sedang bergerak ke timur"

Laporan kak Sarah kepada seluruh pasukan.

"Ayo segera bergegas! " Perintah kapten kepada pasukannya.

Arnoscrios [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang