Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ M.I.L.L.O ~
"Semlekom Papah mertua ku yang tampannya ngalahin Lee Minho.."
"walaikumassalam Haikal. Kok sendiri? Putri om mana?" Mang Ucup melirik ke belakang Haikal, ternyata nihil. Haikal datang hanya seorang diri, biasanya kan anak ini pulang bersama Shera. Ntah lah Mang Ucup kayanya heran aja, akhir2 ini Haikal dan Shera lebih dekat dari biasanya. Mang Ucup sih senang kalau Haikal dekat dengan putrinya, tapi kalau putrinya masih ngegantung Haikal, kan kasihan juga sama anak lanang ini.
"Ke toilet tadi om. Ada yang bisa mantumu ini bantu papah mertua?" Mang Ucup yang sedang sibuk dengan adonan martabaknya pun menggeleng pasti.
"Mending kamu makan dulu sana kedalam, om siapin ayam geprek buat kalian berdua."
"Lagian lo Kal.. papah mertua mulu, jadian kagak." Mas Atuy baru saja keluar dari dalam dapur, membawa seember adonan martabak baru.
"Sebenarnya lo emang gak ada nyali buat nembak adek gue? apa di tolak sih Kal?? greget gue lihatnya." Mas Atuy berdecak pinggang menatap Haikal sengit, setelah menaruh ember di dekat gerobak.
"Papah Mertua sama Abang ipar belom tau??"
"Ini kenapa pada ribut..ribut sih?" Shera yang baru aja masuk ke dalam warung merasa ada yang aneh dengan tingkah para pria ini.
"Ayang.. kamu belum ngasi tau papah mertua sama abang ipar? kita udah jadian." Haikal mendengar suara Shera sontak langsung membentuk wajah merengut, sambil merangkul lengan Shera manja. Mendengar ucapan Haikal barusan membuat mang Ucup dan Mas Atuy membelalak kaget, Mang Ucup aja sampai berhenti mengaduk adonan martabak hanya untuk melihat Haikal yang sedang bersikap manja pada putrinya.
"Bentar!! Lo bilang apa Kal??? Jadian?" Haikal mengangguk menjawab pertanyaan Mas Atuy.
"Kamu udah nerima Haikal?" Kali ini Shera yang mengangguk.
"Yah.. Mereka gak pernah nanya.." Jawab Shera datar, melepas rangkulan tangan Haikal dan melongos masuk.
"Gue lapar mau makan." Ucap Shera begitu saja pergi meninggalkan Haikal yang masih merengut. Mang Ucup dan Mas Atuy yang masih mencoba untuk memahami keadaan.
"Ayang.... tungguinn.."
"Heee! mau kemana lo?? " Atuy menahan Haikal cepat.
