Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ M.A.R.T.A.B.A.K ~
Karina berlari sekuat yang dia bisa, dia marah, kecewa, takut, dan sedih... Saat bang Tendy satpam rumahnya berteriak memanggil dirinya yang melewati gerbang rumahnya pun, Karina hiraukan, dia malah mempercepat langkah larinya..
Air matanya semakin deras membasahi pipinya, ntah lah Karina ingin menangis selama mungkin, asal bisa menghilangkan rasa sesak yang dia rasakan sedari tadi.
"Karina benci mamah! Mamah gak tau, gimana Karina susah payah ngalahin semua murid di sekolah, gimana Karina gak punya teman, gak sempat main, cuma buat belajar, biar mamah gak kecewa. Saat Karina berhasil selalu juara satu, mamah gak pernah ngerasa bangga punya Karina, Karina baru sekali juara 2, kenapa mamah sekecewa itu sama Karina.. Hikss... " Ucap Karina paruh, dia tetap melangkah mengikuti kakinya..
Bahkan saat mulai gerimis turun,yang perlahan berganti jadi hujan, langkah Karina semakin cepat menembus derasnya hujan sore itu.
Karina ingin jauh dari mamahnya saat ini, dia gak mau lihat mamahnya.
Tepat di pinggir jalan langkah Karina terhenti, tangis nya semakin deras bercampur dengan hujan. Matanya menemukan seorang pria yang duduk termenung di sebuah halte, Karina tersenyum getir dalam tangisnya..
"Miloo..??" Ucap Karina pelan.. Kenapa dia malah ketempat ini??
Gadis itu semakin terisak saat pria yang sedari tadi dia tatap, menyadari kehadirannya.. Tanpa pikir panjang langkah Karina beranjak mengikuti hatinya.
Dia lari dan langsung memeluk Jeno erat. Karina bahkan menumpahkan semua tangisnya disana.. di dada bidang Jeno yang terasa sangat nyaman bagi Karina.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Milo... bawa gue pergi dari sini.. pliss.. gue gak kuat.. gue benci mamah... "
Mendengar Karina, Jeno semakin mengeratkan pelukannya, mengelus lembut punggung gadis itu, sungguh kalau bisa Jeno ingin menggantikan rasa sakit yang di alami Karina saat ini. Jeno benci melihat Karina seperti ini, membuat hatinya seribu kali lebih sakit.
