~ M.I.L.L.O ~Kalau boleh jujur Julian bahagia bisa bertemu Karina lagi, ntah sejak kapan eksistensi kehadiran Karina di sekitarnya akhir2 ini membuat Julian merasa tenang dan seakan bisa melupakan masalah yang sedang menimpahnya.
Apa lagi hari ini dia secara kebetulan bisa bertemu lagi dengan Karina tanpa dia sengaja.
Tadinya Julian ingin menunggu Farhan, mereka berjanji akan ke tempat futshal bersama.
Menyingkirkan rasa bahagianya, Julian justru mendadak merasa sakit saat mendengar isakan Karina, yang sedang duduk tepat di belakangnya.Bahkan tangan perempuan itu melingkar erat di perutnya, tak sampai disitu wajah Karina menempel sempurnah di punggung Julian.
Dia bisa merasakan gimama sakitnya isakan wanita ini.
Saat Julian rasa mereka sudah cukup jauh dari tempat tadi, dan tidak ada yang mengikuti mereka.
Julian memilih menepikan motornya di depan sebuah ruko kosong.Julian menyentuh tangan Karina yang masih melingkar erat di perutnya, mengelus lembut tangan wanita itu seakan menyampaikan semua sudah baik2 saja.
Julian bisa berbalik ketika dia rasa Wajah Karina menjauh dari punggungnya.
"Sory... hiks.. gue .. " Melihat gimana Karina menangis membuat tangan Julian sontak terangkat menyeka air mata yang membasahi pipi Karina.
"Sekarang kita impas, lo pernah lihat gue nangis, dan sekarang gue yang lihat lo nangis." Ucap Julian lembut.. cowok itu turun perlahan dari motor nya, menyisahkan Karina yang masih duduk di atas motor Julian.
"Gue antar lo pulang." Karina menggeleng cepat.
"Gue gak mau pulang." Wajah gadis ini masih berantakan, tangisnya masih terus meradang.
"Yaudah, lo mau kemana? gue antar. " Julian melepas jaket hitam yang dia kenakan.
"Pake ini dulu, lo bisa kedinginan. "
"Tapi lo yang nyetir, lo juga bisa kedinginan."
"Gue uda biasa. Jangan bawel, pake." Karina lelah, maka dari itu dia menerima semua perbuatan Julian yang memakaikan jaket lelaki itu di tubuhnya, memakaikan tudung jaket ke kepalanya.
"Jadi lo mau kemana?" setelah memastikan jaket miliknya terkancing sempurnah di tubuh Karina, Julian mendekat bertanya pada Karina selembut mungkin.
"Anterin gue ke apartemen Millo. Gue mau Jeno. Julian tolong antar gue kesana.." Mendengar nama itu, membuat Julian sadar, bahwa tak seharusnya rasa nyaman pada wanita di depannya ini semakin dalam, karena jika itu terjadi bisa di pastikan rencana untuk baikan dengan Jeno akan semakin jauh untuk dia gapai kembali.
Menepis perasaan tak suka saat Karina menyebut nama Jeno, Julian hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Jika itu bisa menghentikan tangis wanita di depannya ini, dia akan melakukan tanpa beban.
Karena prioritas Julian siang ini.
Menghentikan tangis Karina.
Bukan hal aneh kan? kalau dia mengatakan "Tidak menyukai tangis wanita ini." .
KAMU SEDANG MEMBACA
Millo & Martabak (Bluesy 💙) END ✔️
FanfictionCerita ini ada cuma karena penulisnya suka makan Martabak Coklat Kacang, minumnya Susu Kotak Millo *Start (22-06- 2021) *End (12-12-2021 )