Pertolongan Pertama

7 1 0
                                    

  Bel istirahat sudah menggema di penjuru sekolah. Andromeda memang tidak main-main dengan membuat orang lain tertarik untuk memilih sekolah ini, bahkan bisa dikatakan sekolah ini menjadi sekolah ternama seperti sekolah elit yang lain.

  Seluruh siswa-siswi sudah memasuki ruang kelasnya masing-masing. Walaupun ada sebagian yang masih saja berkeliaran di sekitaran sekolah, namun tetap saja rasanya sama kalau toa yang melengking pun tidak ada hasilnya sama sekali untuk mereka yang terlambat masuk.

  "Ayo cepet masuk, nanti pelajaran Bahasa Inggris!"

  "Iya tunggu, jangan buru-buru, kan tadi kantin penuh hampir gak keliatan manusia lagi berkerumun."

  "Jangan sampai kena hukum suruh hapalin kata kerja beraturan, cepet cepet!"

  Mereka semua berlarian masuk ke kelasnya sampai ada yang tidak sabar untuk menyerobot masuk ruang kelas. Ada yang sebagian memeriksa kebersihan di depan kelas karena tugas piket, ada juga yang masih terjaga untuk guru datang ketika kelasnya ramai seperti band dadakan karena takut ketahuan.

  Lain hal dengan kelas yang terbilang kemayu, tidak berani berulah bahkan begitu tenang sampai jika mau ada yang tidur didalam kelas, maka dari salah satu mereka pasti tertidur pulas.

  "Tugas Bahasa Indonesia tolong dikumpulin di gue, cepet gak pake lama!" Desta berteriak keseluruh ruang kelas. Karena dia yang mendapat jatah untuk mengumpulkan tugas makalah bertema bebas dari bu Tari.

  Masing-masing kelompok mengumpulkan tugas yang bertumpuk kertas putih pada Desta, hingga Desta sendiri menyontreng siapa saja yang sudah mengumpulkan tugas hari ini.

  "Yang belum ngumpulin siapa?"

  Lalu, ada dua kelompok yang belum mengumpulkan dengan mengacungkan tangan. "Bentar, gue kasih nama dulu. Kelupaan!"

  "Bentar Des, tugas gue ada yang sobek!"

  Desta memaklumi dengan menganggukkan kepala. Menunggu mereka yang masih belum mengumpulkan, hingga matanya melihat Arion yang menyumpal telinganya dengan earpod berwarna hitam.

  "Ri, udah ngumpulin kan?"

  Arion melepas satu earpod, menoleh kearah Desta yang tengah bertanya kepadanya. "Tanya Nana, kan dia yang bawa tugasnya."

  "Gue udah ceklis siapa-siapa aja yang ngumpulin, tapi nama kelompok lo sama Nana tuh, gak ada disini."

  Arion melepaskan seluruh earpod yang ia pakai. Terkejut dengan pengucapan Desta yang tidak main-main, lantas pandangannya jatuh kepada gadis yang tengah mencari sesuatu didalam ranselnya.

  Jangan bilang ketinggalan tugasnya. Selepas itu, ia menghampiri Nana dan menarik pergelangan tangannya. "Udah yakin dibawa kan?"

  "Sumpah Ri, gue gak bohong, gue bawa tadi pagi. Bahkan gue udah sempet simpen didalem tas, kalau gue gak mindahin kemana-mana."

  "WOI YANG BELUM, CEPETAN. NANTI BU TARI KEBURU MASUK!" teriak Desta di depan ruang kelas.

  Arion dan Nana menoleh kearah Desta. Keduanya sama-sama dilanda kebingungan dengan tidak menemukan tugas yang seharusnya dikumpulkan. Apalagi Nana, yang menjadi pertanggungjawaban atas semua tugasnya ini.

  "Gue gak bohong Ri, gue bener-bener bawa tugas itu!" tegas Nana yang terus membongkar seluruh isi ranselnya. "Bahkan gue udah telfon bunda buat lihat tugas gue, ada atau enggak di kamar. Tapi nyatanya, emang gue udah bawa, Ri."

  "Yaudah gak papa, gak papa. Nanti kalau bu Tari tanya kenapa gak ngumpulin tugas, biar gue yang ngadep ke dia."

  Dengan santainya memasang badan untuk waktu sebentar lagi, Nana menghentikan pergerakannya yang percuma juga tidak menghasilkan apa-apa.

EN ROUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang