Hamparan bunga yang begitu indah membuat taman semakin terasa begitu nyaman. Duduk di tengah-tengah banyaknya orang-orang yang berlalu lalang, hatinya ikut berdesir ketika sapuan tangan menyentuh puncak kepalanya.
Datang sebagai seseorang yang mungkin telah melupakan masa lalu. Sebagai hadiah terimakasih karena sudah mau datang kesini dengan sebuah satu cup Americano dingin, bibirnya masih bisa menyimpulkan senyuman yang sangat berarti untuknya
Ini tidak salah dan juga bukan mimpi semata-mata. Harapannya soal masalah yang selalu saja datang pada dirinya membuatnya menyimpan luka sendirian. Kini, waktu menghadiahkan sebuah jawaban yang memang harus diisi dengan sebaik-baiknya.
"Gue gak bakal mikir kenapa lo tertarik untuk ajak gue kesini, No. Bukannya lo justru yang minta gue untuk—"
"Kalau waktu pengen gue sama lo, masa lo gak mau juga sih?"
"Yakin? Gak ada alasan dibalik ini kan?"
"Jangan mikir yang aneh-aneh dong... kan gue memang mutlak mau ajak lo kesini, sebagai kencan pertama kita deh. Gimana, setuju kan?"
Matanya menatap penuh jawaban dari wajahnya yang mungkin hanya berpura-pura saja. Satu detik-bahkan sampai lima detik tidak ada yang janggal ketika dia mengatakan perihal tersebut.
Lalu detik berikutnya, dia justru tertawa. Dengan menyeruput Americano dingin di tangannya, lantas pandangnya kembali menatap sosok gadis yang mungkin benar-benar tidak percaya dengan perilakunya hari ini.
"You're kidding right, No? Please, jangan buat gue seakan-akan yang—"
"Aliona Emma Zain, trust me. This is for you, dan bukan soal rencana yang bakal ada alasan setelah ini. Atau bahkan, gue memang sengaja mau ngajak lo ke taman. Emang salah?"
"It's not like that, but it's the first time you take me as a girl who finally enjoys—"
"We're gonna have fun, Na. Don't worry, it's for you completely. Walaupun lo sendiri sebenarnya tau ada hal lain yang seharusnya dijaga karena—"
"I trust you more. But this is really like joking, Mahesa. I can't believe and please, cubit gue?"
Dan detik itu pula, Arion mencubit lengan Nana penuh perhatian. Dengan sedikit rasa sakit yang keluar dari mulutnya, akhirnya Nana percaya kalau ini benar-benar kenyataan.
Ia masih tidak percaya sepenuhnya bahwa Arion yang membuatnya nyaman dan penuh kebahagiaan, kini ada di dekatnya. Ia tidak bisa memikirkan bahaya yang datang setelah ini karena ia benar-benar dekat dengan Arion.
Kalaupun itu sampai terjadi untuk saat ini, ia akan lebih bersiap diri jika Arion sama terluka seperti waktu itu. Sudah saatnya Nana menjaga penuh laki-laki pilihan hatinya, dan tidak boleh sampai teledor lagi. Iya.
"Esa yang artinya satu, seperti Tuhan Yang Maha Esa. Kamu Esa-nya Nana, hanya Na—i'm sorry."
Arion menatap Nana, mengusap puncak kepalanya lagi seraya memberikan senyuman begitu indah. "It's okay, Na."
"Tanpa kakak tau, gue sengaja bohong demi ketemu sama lo, Ri. Munafik banget ya ketika gue berusaha jauhin lo kemarin, tapi nyatanya gue lebih berusaha juga untuk semakin deket sama lo gini?"
"Kayaknya jangan disini deh kalau mau dibahas. Dan sekarang, waktu yang tepat untuk kita pergi ke Swarna yuk, Na?"
"With pleasure, for you Mr. Mahesa."
🌟🌟🌟
"No, ini kayak a day with my boyfriend gak sih?"
"Boyfriend?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EN ROUTE
Teen FictionBagi Nana, Arion adalah cinta pertamanya. Dan bagi Arion sendiri... Nana hanya adik dari seorang gadis yang ia sukai. Arion Mahesa. Nana mengingat nama itu seperti ia melihat bintang jatuh. Begitu indah untuk dilihat, namun sangat sulit ketika i...