It's Not Fine

13 1 0
                                    

  "Lo sama Arion baik-baik aja kan, Na?"

  "Kenapa lo seolah-olah ngejauhin Arion gini deh? Lagi sakit?"

  Di perpustakaan sekolah, Nana mencari sebuah buku namun harus terhalang oleh perbuatan Susan yang terus saja sebagai pengintai. Pertanyaannya membuat gadis ini enggan menjawab sepatah kata pun.

  Berkali-kali untuk mencari celah agar pertanyaannya bisa dijawab oleh temannya, namun tetap saja usahanya belum juga berhasil menemukan satu clue sebagai bahan pembicaraannya nanti bersama dengan Zara.

  Mengikuti kemanapun Nana pergi, lantas Susan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Temannya yang super cuek bebek hingga benar-benar arogan ini, entah apa yang Susan pikirkan mengenai pengenalannya bersama dengan Nana.

  "Na, dari tadi gue tanya tapi lo belum jawab juga. Kan gue cuma pengen tau, lo sama Arion tuh kenap—"

  "Daripada lo tanyain itu terus, mending balik ke kelas gih, San. Percuma lo ke perpus kalau niat lo cuma mau ngobrol. Tuh... kan ada bacaannya, dilarang berisik!"

  Susan mengikuti pergerakan Nana yang menunjukkan sebuah peringatan ketika sudah berada di dalam perpustakaan. Ia sendiri pun tahu akan peringatan kecil yang tertempel pada dinding dekat tempat penyimpanan barang di sana.

  Karena sifatnya tidak begitu berpihak kepadanya, akhirnya Susan jengah dan memilih meninggalkan Nana di perpustakaan sekolah. Nana yang melihat Susan sudah kembali ke kelas, ia hanya menggelengkan kepala seraya mencari buku yang berikutnya.

  Usai menemukan tiga buah buku di kedua tangannya, gadis ini pun beranjak untuk duduk seraya mengambil ponsel yang telah tersambung headset untuk sambil mendengarkan lagu.

  Tring.

  Belum apa-apa, ponselnya berdering. Di atas meja baca, Nana melihat nama Desta yang mengirimkan pesan kepadanya. "Pasti nanya hal yang serupa," gumamnya.

  < Desta Erlangga
  Dicariin sama tetangga tuh -_-

  Dahinya mengernyit. Mengambil ponsel lalu mengetik sebuah pesan yang dikirimkan oleh Desta membuatnya bingung.

  Siapa?


  Ketika menunggu balasan yang sudah terkirim sedetik yang lalu, ternyata Desta belum juga membalas pesannya. Segelintir ia tidak mau berpikir bahwa laki-laki itu tengah mencarinya, akhirnya Nana memilih untuk meletakkan ponselnya kembali dan mulai membaca buku yang pertama.

  Ketertarikannya pada dunia pendidikan membuat Nana melupakan semuanya. Sewaktu dulu belum mengenal Arion ada di sekolah ini, ia benar-benar tidak habis pikir kalau sepanjang harinya di habiskan dengan membaca buku atau menulis sesuatu untuk menemukan jalan yang baru.

  Mencoret kertas putih dengan beberapa angka dan huruf membuat Nana lupa akan segala hal. Dalam penyebutannya sebagai gadis cuek bebek dan sedikit arogan, bahkan Nana menerima dua penyebutan itu ketika masalah yang membuatnya terluka mulai menyangkut pada dirinya.

  Dulu, ia sangat mencintai Andromeda karena telah memberikan warna ketika ia mengenal Leo sebagai teman pertama kalinya. Namun dengan berjalannya waktu, ternyata Andromeda membuat tubuhnya terluka lahir batin.

  Kejadian masalalu itu membuat Nana tidak bisa melupakan bagaimana dulu ia sempat di rudung satu sekolah, bahkan dicap sebagai seorang gadis pembunuh temannya sendiri. Mengingat akan hal itu, pikiran Nana mulai menjadi.

  Tring.

  Ponselnya menyala. Pembacaannya harus terjeda lantaran ia penasaran dengan balasan Desta yang selanjutnya. "Jangan bilang kalau..."

EN ROUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang