Muza Yana
Pagi-pagi seperti biasanya, V berangkat ke kantor agensi bersama Jigoong. Seperti biasanya, aku mengantarkan mereka ke pintu depan dan mengucapkan 'selamat bekerja.' Setelahnya, aku kembali melakukan kewajibanku sebagai pelayan, apalagi kalau bukan mengerjakan pekerjaan rumah.
Beberapa menit V keluar rumah, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Kurasa Jigoong kembali, mungkin ada sesuatu yang ketinggalan. Aku membuka pintu tanpa mengintip terlebih dahulu. Begitu aku membukan pintu aku langsung menelan saliva. Aku sungguh tak percaya dengan siapa yang ada di hadapanku kini.
Xiaoyu datang dengan penampilan cantik seperti Barbie yang berasal dari Tiongkok. Tubuhnya tinggi langsing, ia semakin keren dengan slim dress youcansee berwarna pastel. Ia tak banyak menggunakan make up, wajahnya menampakkan pesona alami. Ia menggunakan sepatu bot berwarna cokelat. Rambut hitamnya tergerai manis, sangat cantik. Wahai pemuja V, minggirlah!
"Yeobo!" Xiaoyu celingukan berteriak tanpa mempedulikanku di hadapannya.
"Dia tak ada di rumah, Miss Ling," jawabku dengan bahasa Inggris. Ia justru melihatku sinis. Ia langsung menabrakkan bahunya pada bahuku. Aku langsung terhuyung pelan hingga ia bebas nyelonong masuk ke rumah.
"Qiong ren!" umpatnya tepat di telingaku.
Brengsek, ia mengataiku miskin dengan bahasa Mandarin. Ia tidak tahu kalau aku mengerti dengan bahasa kampung halamannya itu. Aku berusaha sabar tanpa membuat perlawanan. Aku hanya menunduk sesekali melihat apa yang ia lakukan di kediaman V.
Ia melihat sekeliling ruang tamu. Ia tampak takjub karena bisa memasuki rumah sang pria idaman. Ia menatapku dan mencibir.
"V sudah berangkat ke kantor agensi. Kau bisa mengunjunginya ke kantor agensi," aku berkata mencoba mencairkan suasana.
Ia menatapku sekilas dan memajukan bibirnya. Ia sepertinya tak bisa berbahasa Inggris. Ia hanya bisa berbahasa Korea dan Mandarin, kurasa begitu.
"Xiang xia ren!" ia kembali menghinaku. Ia membuka sepatu botnya secara asal di ruang tamu lalu melemparkan ke sembarang arah. Sepertinya ia sengaja memberikanku pekerjaan yaitu memungut sepatunya. Setelahnya, ia masuk dan room tour mengelilingi apartemen V.
Aku hanya mengikutinya tanpa melarangnya. Ia celingukan. Ia sepertinya merasa beruntung karena V tidak ada di rumah, jika V ada di rumah kurasa ia akan diusir.
Setelah puas room tour, Xiaoyu ngomel-ngomel dengan bahasa Korea yang tak kumengerti. Ia melihatku dan menunjuk-nunjuk wajahku dari jauh.
"Qingfu!" ia kembali mengumpat dengan bahasa Mandarin.
"Yinuo qian jin!" jawabku tak tahan. Akhirnya, aku membalas ucapannya. Setelah ia menghinaku tiga kali.
"Hah, kau bisa bahasa Mandarin? Kau belajar bahasa asing pasti sebagai pekerja dengan gaji rendahan! Benar begitu?" ujarnya kembali menghinaku.
"Aku tak seperti yang kau bayangkan, Nona cantik! Aku muak melihatmu! Silakan keluar dari rumah V." Dia benar-benar menghinaku, aku kesal. Percuma cantik kalau memiliki mulut yang tajam.
"Kau mengusirku, orang Indonesia? Seharusnya aku yang mengusirmu. Kau bukan siapa-siapa. Kau hanya pelayan. Aku bisa memecatmu kapan saja," ucapnya dengan mata melotot. Wajah cantiknya langsung berubah menyeramkan seperti monster.
"Aku pelayan V. Aku berhak menjaga rumah V," ucapku.
"Hei, aku ini kekasih V. Aku ini nyonya di rumah ini!" tegasnya. Aku hanya menelan saliva. Percuma berdebat dengan gadis muda seperti dirinya.
"Baiklah, terserah padamu, Nona. Aku akan menelpon V supaya menjemputmu di sini," kataku bergerak ke meja telepon.
"Aku mau di sini! Jika kau menelepon V. Kupastikan karir V hancur karenamu!" ancamnya.
Aku meletakkan gagang telepon. Aku tak jadi menelepon V. Apa mau gadis ini sebenarnya, jika bukan bertemu V? Apa ia sengaja datang pagi-pagi untuk mencariku?
"Kau mau apa, Nona?" kataku.
"Kau harus menuruti kata-kataku! Kalau tidak …." ia mengancamku dengan wajah mencemooh.
"Kalau tidak, kau mau apa?"
"Aku akan bercerita pada situs pergunjingan dan pada teman-teman agensiku kalau kau adalah Gundik yang dipelihara V!" katanya tajam.
"Apa kau bilang? Hei. Aku tak pernah mengganggumu. Mengapa segalanya kau kaitkan dengan V!" Aku mulai emosi. Xiaoyu bertingkah semena-mena.
"Karena aku sangat membencimu. Kehadiranmu sangat mengganggu," ujarnya.
"Aku bukan sainganmu mendapatkan cinta V. Kau tenang saja."
"Aku tidak akan tenang sebelum menyingkirkanmu dari sini!"
Xiaoyu ngomel-ngomel. Ia benar-benar keberatan atas kehadiranku dan posisiku sebagai pelayan rumah V. Xiaoyu bahkan mengatakan kalau ia sanggup berhenti menjadi selebriti demi menjadi istri V. Aku hanya diam tak menjawab. Jika aku menjawab, ia mengancam akan menyebarkan berita buruk.
Setelah puas mengomel tanpa kutanggapi. Ia masuk ke kamar V. Kamar V tak dikunci. Xiaoyu lantas masuk dengan rasa teramat bahagia bisa masuk kamar pujaan hatinya. Ia menghirup semua parfum V yang terletak di meja. Setelahnya, ia naik ke tempat tidur V dan menyanyi-nyanyi kegirangan. Ia seperti berada di surga saat masuk kamar V.
Setelah puas berkhayal di kamar V seolah dirinya istri V, kini ia keluar kamar dan memasuki kamar Jigoong. Ia celingukan sambil memajukan bibirnya, ia sepertinya tidak tertarik dengan kamar asisten V tersebut.
Aku hanya mengikutinya seperti pelayannya. Setelah keluar dari kamar Jigoong. Ia masuk ke kamarku. Apa-apan ini! Bisa gawat jika ia melihat baju Chanel mahal itu. Aku secepatnya berlari menahan dirinya agar tidak masuk kamarku.
"Kau jangan menghalangiku! Kau ingat ancamanku! Kau masih ingin bekerja dengan V, bukan?" ujarnya. Aku mengangguk. Akhirnya, ia masuk ke kamarku.
Ia melihat sekeliling, ia tak tertarik apa pun. Setelahnya dugaanku benar, ia membuka lemari pakaianku. Dasar gadis aneh.
"Aarrgghh! Tidak! Ini baju yang dipakai Jenny! Kau punya?" ia berteriak histeris. "Kau tak pantas memakainya orang Indonesia!"
Ia masih mengobrak-abrik lemari pakaianku dan ia kembali histeris. "Arghhh! Kau punya tas Chanel terbaru!" Xiaoyu mendatangiku dan meremas kuat lenganku.
"Kau lihat!" ia memaksaku melihat tas kecil yang dibelikan V di acara penghargaan waktu itu. "Tas ini sama dengan tas Jisoo BlackPurple, kau bahkan punya! Aku benar-benar membencimu!" Ia melepaskan remasannya dan mendorongku hingga aku terhuyung.
Setelah melihat pakaian dan tas mahal itu Xiaoyu langsung terpukul. Ia menangis di kamarku. Ia kembali ngomel dan mengataiku. Ia sangat sedih karena telah lama berteman dengan V, tetapi V hanya menghadiahinya kalung saja. Bukankah sudah bagus V memberinya hadiah? Daripada tidak sama sekali.
Terjemahan Mandarin:
Qiong ren!" : Miskin!
Xiang xia ren!" : orang kampung
Qingfu! : Gundik!
Yinuo qian jin!" : jaga ucapanmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss IS V BTS
ФанфикV menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aku sudah pasti menganga, rabutnya basah dan terlihat makin menggemaskan. Ia memakai kaos oblong tipis dengan tulisan Celine dan celana hitam parasut sepanjang lututnya. Tak berdandan pun ia justru te...