Muza Yana
Sudah lebih dari seminggu, aku dan V tidak bertegur sapa. Aku tetap mengerjakan pekerjaan rumah sesuai tanggung jawab yang dibebankan padaku. Setiap kami berpapasan, kami saling memalingkan wajah. Saat makan malam, yang biasanya ia mengajakku makan satu meja, kini menjadi makan malam biasa tanpa kehadiranku. Aku memilih makan malam di dalam kamar.
Saat V berangkat kerja, aku tetap tak ingin menyapanya. Aku hanya membungkuk mengantarkannya keluar pintu apartemen. Kemudian saat pulang, aku juga hanya menyambutnya dengan membungkukkan badan. Sementara jika ia memerlukan sesuatu atau ingin berkomunikasi ia menyampaikannya pada Jigoong dan Jigoong yang menyampaikan padaku. Begitupun sebaliknya, jika ada yang ingin kusampaikan, maka kusampaikan pada Jigoong dan Jigoong yang menyampaikan pada V.
Aku tetap masuk ke kamarnya setiap pukul 22.00 seperti biasa, tentunya tanpa obrolan. Kami saling pura-pura sibuk, ia sendiri tidak menyuruhku keluar dari kamarnya, ia hanya diam dan menonton TV drama Korea di depan TV yang ada di dalam kamarnya. Aku mengikutinya dan duduk di sofa depan TV tetapi di bagian ujung. Kami berdua duduk di ujung sofa. Aku di sebelah kiri, V di sebelah kanan.
Saat ia menonton, aku pura-pura sibuk membaca majalah Korea. Majalah ini tetap saja membuatku terlihat hanya pura-pura sibuk, sebab majalah yang ada di tanganku tak bisa kubaca sama sekali. Majalah ini ditulis dengan tulisan hangeul hampir seluruh isinya. Aku hanya bisa membolak-balik melihat gambar tanpa membacanya.
Beberapa gambar aktris dan aktor Korea mengisi tiap halaman majalahnya. Makin ke tengah aku justru mendapati gambar dirinya--V yang sedang mempromosikan pakaian olahraga. Ia tampak sangat tampan dengan wajah datarnya itu. Aku masih kesal, aku hanya menunjuk-nunjuk kasar gambar dirinya sebelum aku membalik ke halaman lain yang menampilkan gambar Chanyeol yang sedang mempromosikan minuman.
Aku mengelus gambar itu dan penyesalan kembali membayangiku. Ketika tanpa sengaja aku memalingkan wajah, ternyata V mengamatiku sedang memandangi gambar Chanyeol. Ia memajukan bibirnya dan mengangkat bahu. Ia seperti tak memiliki penyesalan. Orang seperti dirinya seperti tak merasakan bahagia bertemu idola.
Aku sangat berharap ia menyesal dan iba padaku dan menghadirkan Chanyeol di depanku. Atau jika ia tak bisa menghadirkan Chanyeol, ia seharusnya mengajakku menemui Chanyeol. Itu saja bagiku sudah cukup, tentu saja ditambah sesi foto-foto dan jangan dihapus lagi. Semua jelas saja tak mungkin, aku ini pelayan, tak terlalu berarti baginya.
Setelah dua jam di depan TV dengan tanpa kata-kata, akhirnya kami saling menoleh. Aku menoleh ke arah kanan dan ia menoleh ke arah kiri. Ia seperti mengerti dengan waktu kalau aku sebaiknya kembali ke kamar.
"Kau boleh kembali ke kamar," ia berkata datar.
Tanpa basa-basi aku menjinjing majalah dan membungkukkan tubuhku seraya berpamitan padanya tanpa kata-kata.
***
Minggu pagi, kala itu aku sedang membereskan ruang tamu. Terdengar seseorang mengetuk pintu, aku pun mematikan penyedot debu dan mengintip dari lubang pintu. Begitu aku mengintip aku melihat seseorang mengenakan topi berwarna abu-abu dan menggunakan masker. Seperti biasanya aku tak bisa membuka pintu sembarangan, sebab keberadaanku bisa menimbulkan tanda tanya.
Aku bersembunyi di ruang keluarga sambil mendengar percakapan V dan orang itu sejenak setelah V membuka pintu. Aku seperti mengenal dengan baik suara orang itu, dan ia jelas bukan member BTS.
"Taehyung-ah," sapa orang asing itu.
"Chanyeol Hyung, annyeong oseyo." jawab V dengan suara yang terdengar menghormati.
Chanyeol Hyung? Chanyeol? Apa telingaku tidak salah dengar? Pria bertopi dan bermasker yang kuintip adalah Chanyeol? Demi apa? V benar-benar membawa Chanyeol kemari? Baik sekali dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/261705594-288-k741461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss IS V BTS
Fiksi PenggemarV menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aku sudah pasti menganga, rabutnya basah dan terlihat makin menggemaskan. Ia memakai kaos oblong tipis dengan tulisan Celine dan celana hitam parasut sepanjang lututnya. Tak berdandan pun ia justru te...