5 - Mie Ayam Rasa Cinta

1.7K 298 62
                                    

"Lo berdua masih lama?"

"Bentar lagi Sa. Lo, udah beli ciloknya?"

"Nggak jadi, nggak jualan"

"Lo aman kan? Gak ada yang nglabrak lo lagi kan?"

Sasa melakukan rolling eyes. Dasar, Raya si paranoid! "Nggak akan ada yang berani labrak gue lagi Ya"

"Eh iya lupa, lo kan terlindungi oleh hukum Sagara Geni Nitisemito hahaha"

"Nggak usah lebay deh!"

"Hahaha yaudah tungguin deket gerbang utama"

Sasa mematikan sambungan telpon setelah menjawab oke, untuk instruksi yang diberikan oleh Raya. Seperti biasa, saat pulang sekolah, Sasa akan memilih untuk pulang bareng Raya nebeng mobil Halim. Hal ini demi menghemat uang jajan yang ia miliki. Lagi pula, punya sahabat sekaligus tetangga yang bisa memberi tumpangan, mengapa tidak dimanfaatkan. Iya kan?

Sayangnya, hari ini Raya dan Halim ada diskusi dadakan dengan team redaksi sekolah, dan jadilah Sasa sebatang kara, menungu mereka di depan gerbang.

Tiiinn!!
Sasa melongok saat sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Ia tahu, itu mobil Biru. Sebagai seseorang yang menyukai Biru selama 1 tahun lamanya, mengenali mobil yang dikendarai oleh laki-laki tersebut, tentu bukan hal sulit. Ditambah lagi, dulu Sasa pernah satu kali diantar pulang oleh Biru menggunakan mobil itu.

"Nungguin Halim?" Biru menurunkan kaca mobil dengan sempurna. Sasa tersenyum dan mengangguk. Dalam hati, ia sangat bahagia karena disapa Biru, dan diam-diam ia berharap Biru akan menawarinya tumpangan pulang.

"Mau bareng aku aja Sa? Kebetulan aku mau ada perlu ke arah rumah kamu"

Ya Allah terimakasih telah mengabulkan doa hamba!
Sasa tersenyum manis, jelas ia tidak mungkin menolak tawaran langka ini! Tapi sialnya, saat ia hendak mengambil satu langkah maju. Tiba-tiba suara barinton meneriakan namanya dari arah belakang mobil.

"EMBUUUUN!"
Sial, itu pasti Saga!

Saat dirinya berbalik, Saga dengan enteng melempar sebuah helm sambil berkata "pulang sama gue!"

Sasa yang baru saja menerima lemparan helm di dekapannya dengan terkaget-kaget, kini membeku di tempat, menggigit bibir bawah. Hatinya dilema.

Yang menyebalkan lagi adalah, saat ini masih jam bubaran sekolah, sehingga ada cukup banyak mata yang bisa menyakisikan kejadian ini dengan leluasa. Ah, lagi-lagi!

"Sa, pulang sama aku aja ya. Kita perlu bicara. Ada hal yang belum kita selesain, kan?" Dari dalam mobil, Biru mencoba meyakinkan Sasa untuk memilih pulang dengannya.

Sasa masih diam, ia mencoba berpikiri secepat mungkin, untuk mengambil keputusan paling bijak

"Embun" kali ini Saga menyuarakan namanya dengan intonasi pelan, tidak lagi berteriak seperti tadi.

Pelan-pelan Sasa menoleh pada Saga, dan sialnya ia justru dibuat ngeri dengan tatapan dingin tidak manusiawi dari kekasihnya. Kalo sudah begini, mana berani dia melawan Sagara Geni. Akhirnya, Sasa meminta maaf pada Biru karena kali ini ia akan memilih pulang dengan Saga.

Bukannya apa-apa, Sasa hanya takut kejadian di depan kantin tempo hari akan terulang kembali, kalau dia sampai nekat pulang bareng Biru. Saga si malaikat maut sinting, bisa melakukan banyak hal tidak terduga kalau sudah emosi-Setidaknya begitulah rumor yang didengar oleh Sasa.

"Udah punya pacar, berani-beraninya mau pulang sama cowok lain!" Saga berujar ketus sambil merebut helm di dekapan Sasa dengan kasar, membuat Sasa berdebar-debar. Tapi, percayalah ini bukan debaran jatuh cinta seperti yang kalian bayangkan. Ini adalah debaran ketakutan, kalo-kalo Saga nekat 'menghabisinya'. Bisa saja kan, Saga memukulnya dengan helm?

Wrong ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang