2 - VS

2K 308 17
                                    

"Gilaaa, pacar lo serem banget sih Sa. Kaya mau bunuh orang pake tatapannya!" Halim berkomentar heboh, saat menghampiri Sasa, dan Raya di bangkunya.

Beberapa detik lalu, Halim memang berpas-pasan dengan Saga di depan kelas mereka. Sepertinya Saga sengaja datang, untuk mengantar Sasa.

"Haha biasa Lim, baru seminggu pacaran, masih anget-angetnya. Nempel mulu, ke kelas aja pake acara dianterin" Raya menggoda Sasa yang  wajahnya jauh dari kata bahagia-selayaknya gadis remaja yang baru jadian. Sebaliknya, kini Sasa justru terlihat sangat frustasi.

"Hwaaaa! Gue salah apa sih Ya Allah? Kenapa pula gue yang cantik, dan baik hati ini, harus menanggung beban hidup yang sangat beraaat?"

"Deeeuh, drama lu" Halim menoyor jidat Sasa. Kesal benar ia mendengar kalimat sahabatnya barusan. Ya, meskipun kalau dipikir-pikir, Sasa memang sedang dalam masalah besar sih.

"Yaudah sih Sa, minta putus aja. Jelasin kalo semua ini hanya salah paham"

"Raya, lo gila? Mana berani gue mutusin si Malaikat Maut? Sama aja kaya ngibarin bendera perang, kalo kaya gitu"

"Iya sih bener juga. Orang super arogan kaya Kak Saga, pasti akan ngerasa harga dirinya jatoh kalo sampe diputusin duluan sama cewek"

Sasa memberikan tatapan sebal pada Raya yang baru selesai memberikan komentar.

"Lagian kok bisa-bisanya sih Sa, lo yang tadinya mau nembak Kak Biru, malah nembak Kak Saga. Lo tahu kan gosip yang beredar"

"Ya mana gue tahu kalau itu Kak Saga. Jelas-jelas hoody yang dia pake adalah hoody yang biasa dipake sama Kak Biru!" Sasa kembali merutuki kebodohannya tempo hari. 

"Eh-eh, gosip apaan sih?" Kini Raya terlihat jauh lebih penasaran ketimbang Sasa, yang masih setia memasang wajah frustasi, dan tangan bersedekap di dada.

"Denger-denger, karena mereka berdua sepupuan, dan sama-sama pinter, plus sama-sama ganteng, mereka jadi gak pernah akur. Selalu bersaing buat jadi yang terbaik. Makanya, langganan juara umum 1 dan 2 pasti mereka kan?

Udah gitu, dari nama mereka aja, udah jelas banget menunjukan dua elemen yang bertolak belakang. Sagara Geni, artinya lautan api, vs Banyu Biru, artinya air biru (mendinginkan). Mereka emang dasarnya dari lahir udah ditakdirkan jadi musuh"
Halim berspekulasi penuh sok tahu, dan sialnya hal itu membuat Sasa kian bingung. Ia hampir putus asa pada kemungkinan hubungannya dan Biru. Karena Biru sudah tahu ia pacaran dengan Saga, laki-laki itu nantinya pasti tidak akan mau lagi dekat-dekat dengannya. Terbukti, satu minggu belakangan, Biru menghindarinya.

"Tapi menurut gue, Kak Saga sih kalah telak kalo dibandingin sama Kak Biru. Nih kalian dengerin-" Raya mengambil napas sejenak, membenarkan poni, bersiap menyuarakan observasinya. Sasa dan Halim sudah memasang wajah yang sepenuhnya siap menerima informasi

"Kak Biru, orangnya ramah banget, supel banget. Ketua osis, siswa teladan di SMA Tutwuri. Langganan juara kompetisi ini itu. Sedangkan Kak Saga, super cuek, ansos! Lo liat aja, emangnya dia pernah keliatan jalan bareng siswa lain?"

Halim menggeleng dengan cepat. Sedangkan, Sasa menunjuk dirinya sendiri "Ya kecuali elo, Sa!"

"Iya kan, kaya yang gue bilang tadi. Mereka berdua tuh dari namanya juga udah bertolak belakang banget"

Suasana kelas yang makin ramai, membuat 3 sahabat itu kini sedikit memelankan intonasi pergosipan yang mereka lakukan. Apa kata orang, kalau mereka sampai ketahuan menjelek-jelekan pacar Sasa? Bisa-bisa, fakta bahwa Sasa pacaran dengan Saga, hanya karena kesalah pahaman konyol yang disebabkan oleh Sasa akan terbongkar. Big no! Sasa masih belum sanggup ditertawakan oleh semua orang, akibat kebodohan tersebut.

Wrong ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang