"Pokoknya gue mau putus!" Sasa berujar tegas penuh frustasi sambil membanting tubuhnya ke atas kasur.
Halim dan Raya yang 10 menit tadi mendapat panggilan darurat untuk segera datang ke rumah Sasa, kini hanya memandang sahabat mereka dengan tatapan penuh pertanyaan. Mereka belum memahami apa duduk permasalahan yang menyebabkan Sasa terlihat begitu frustasi. Bukankah tadi sahabat mereka ini sedang bersenang-senang dengan Biru?
"Kak Saga, nangkap basa gue lagi jalan sama Kak Biru" lanjut Sasa dengan pandangan masih mengarah pada langit-langit kamarnya.
"APA???!!" Raya dan Halim berseru bersamaan.
"Lo serius?"
Sasa mengangguk lemah menjawab pertanyaan Halim, seketika itu kedua sahabatnya langsung nimbrung ke atas kasur, mereka buru-buru mengecek kondisi tubuh Sasa, kira-kira apakah ada yang lecet atau tidak.
"Lo nggak digebukin kan, Sa?"
Tangan Mehrunisa buru-buru menoyor jidat Raya yang otaknya ke mana-mana. Ya, meskipun itu memang pertanyaan yang bisa dibilang normal sih, toh tadi saat di parkiran rumah sakit, Sasa juga memiliki pemikiran demikian.
"Gue nggak bisa kaya gini terus," Sasa bangkit dari posisinya, dia duduk dengan tegak dan menunjukkan ekspresi super serius, macam mbak-mbak pegawai kantor yang hendak melakukan presentasi. "gue harus cari cara buat putus sama Kak Saga"
"Alasannya?" Halim sudah terlihat santai, tidak panik seperti beberapa detik lalu, bahkan laki-laki itu kini dengan nyaman bersandar pada kepala ranjang Sasa sambil memainkan boneka Rilakuma.
Pertanyaan Halim barusan terang saja langsung dihadiahi pelototan oleh Sasa, masa Halim mempertanyakan hal sebodoh itu sih? "Ya jelas karena gue nggak cinta sama Kak Saga lah!"
"Cinta bisa tumbuh seiring waktu Sa. Mana tahu habis ini lo malah jadi cinta mati sama Kak Saga"
PLETAK! Dengan ringan tangan Raya memukul kepala Halim dan langsung membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan, "Raya, lo jangan KDRT mulu napa!"
"makanya kalo punya mulut dijaga. Amit-amit banget Sasa jadi cinta mati sama cowok berandalan model Kak Saga. Memang lo rela membuat nyawa teman lo dipertaruhkan setiap hari?"
"Lebay deh lo Ya!"
"No. Raya nggak lebay," dengan cepat Mehrunisa memootong, "gue memang ngerasa kaya gitu. Seperti malam ini contohnya, gue ngerasa kaya kena vonis mati waktu ketahuan sama Kak Saga. Gue nggak mungkin selamanya terus menerus gelisah nggak jelas hanya karena dia kan? gue nggak mau terus menerus merasa bersalah dan seolah-olah sedang selingkuh setiap kali ingin jalan atau sekedar ngobrol sama Kak Biru"
Halim dan Raya saling tatap, mereka mengerti bahwa saat ini Mehrunisa Embun memang sedang terlibat dalam hubungan super rumit. Apalagi dengan latar belakang Biru dan Saga yang saling berseteru, tentu membuat posisi Sasa semakin tidak menguntungkan dan serba salah. Sangat wajar jika Sasa ingin segera mengakhiri hubungannya dengan Saga.
"Gue dukung! Lagi pula sedari awal ini adalah kesalahan, jadi lebih cepat diakhiri maka akan lebih baik" Raya ikut bersemangat.
Sedangkan Halim kini hanya menarik napas, membiarkan dua sahabat perempuannya itu menyusun rencana super konyol dalam misi besar yang mereka beri tajuk, 'Misi Putus Cinta'
******
Keesokan harinya, Sasa yang memang sudah menyiapkan berbagai macam rencana kini semakin membulatkan tekad. Dia bahkan rela menghampiri Saga secara langsung ke kelasnya, hal yang hampir mustahil dia lakukan dalam keadaan sadar dan waras. Karena siapa sih yang berani menghampiri kandang harimau liar secara langsung? Ya, hanya Sasa! Bahkan, dia melakukan itu hanya dengan tujuan menjemput Saga untuk pergi ke kantin bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Confession
Подростковая литератураSasa sangat menyukai Banyu Biru-kakak kelasnya yang memiliki julukan sebagai Prince Charming SMA Tutwuri. Biru memiliki semua kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki yang layak disebut idola, dia sangat jenius, tampan, berhati lembut, dan...