Biru dengan ekspresi marah melakukan gerakan berdiri, mengitari meja, lalu tanpa basi-basi menarik kerah seragam Saga, dan menyeratnya keluar dari kantin.
Di sisi lain Sasa kini sudah sangat gemetaran, dia bingung dan panik dengan kondisi yang terjadi secara tiba-tiba. Ditambah lagi, kini hampir semua siswa yang ada di kantin sudah lari-lari keluar, mengikuti pertengkaran Biru dan Saga.
AAAKKKKH!!!
Suara teriakan dari para siswi, membuat Sasa tesadar bahwa ia tidak bisa diam saja. Ia yakin, teriakan barusan adalah respons spontan dari para perempuan saat melihat salah satu dari Saga atau Biru, melakukan tindak kekerasan.
Dan benar saja, saat Sasa tiba di depan kantin, ia melihat ujung bibir Saga berdarah. Baru hendak mendekat, tiba-tiba tanpa basa-basi Biru kembali menghantam wajah Saga. Membuat pekikan lagi-lagi menggema.
"Sialan!" Saga mendesis, lalu dengan membabi buta membalas Biru berkali-kali. Membuat keadaan semakin ricuh dan tegang. Sasa masuk diantara mereka, berusaha menghentikan Saga, namun hasilnya nihil.
Saat Saga baru lengah sedikit, karena menyingkirkan halangan Sasa, Biru mengambil kesempatan untuk melakukan serangan. Sehingga perkelahian lagi-lagi tidak bisa terelakan.
Selain Sasa, tidak ada yang berani melerai dua Nitisemito, karena mereka berdua terlalu disegani. Ditambah lagi, citra menakutkan yang dimiliki seorang Sagara Geni, jelas membuat siapa saja tidak ingin terlibat dengannya. Jadi, alih-lih bantu melerai mereka hanya sibuk menonton sambil berteriak dan merekam.
Mehrunisa sudah sangat frustasi, perkelahian ini tidak boleh terus berlanjut. Baik Saga, maupun Biru, keduanya sudah sangat babak belur. Dengan penuh inisiatif, Sasa mengambil langkah ke samping, lalu nekat memeluk Saga dari belakang, dengan setengah menarik laki-laki tersebut. "Kak Saga, please stop"
Merasakan pelukan yang melingkari tubuhnya dari belakang, dan mendengar suara Mehrunisa Embun yang mengatakan kalimat barusan dengan penuh serak-karena menangis, membuat Saga langsung menghentikan tindakannya.
Biru yang juga dengan jelas melihat pelukan itu, kini ikut menghentikan upayanya menyerang Saga. Bukan, bukan karena ia merasa ditenangkan seperti yang dirasakan oleh Saga saat ini, melainkan ia merasakan kekecewaan sangat besar. Hatinya mendadak sesak dan bergemuruh.
"Sialan!" Biru meninju udara, lalu membalikan tubuh, menjauhi Saga dan Sasa.
Pada saat ini, sebenarnya Sasa ingin sekali mengejar Biru. Tapi, saat ia baru mengambil langkah pertama, tiba-tiba Saga menahan lengannya. Di sisi lain, Sasa juga melihat ada cukup banyak siswi yang mengerubungi Biru sambil berjalan, ia yakin ada banyak orang yang akan merawat Biru. Kondisinya sangat berbeda jauh dengan Saga.
Kini Saga terlihat sendirian, tidak ada satu orang pun yang mendekatinya. Entah karena takut, atau memang sama sekali tidak berniat. Bahkan, dari yang Sasa perhatikan, beberapa siswa yang kini masih tersisa, justru menatapi Saga dengan tatapan menghakimi, seolah-olah Saga adalah pihak paling bersalah.
Jujur, Sasa tidak menyukai tatapan mereka!
"Ayo Kak"
Sasa menggandeng lengan Saga, menuntunya meninggalkan kerumunan siswa yang masih ramai berspekulasi, dan sibuk merekam. Mungkin, hari ini, lagi-lagi ia akan menjadi pembahasan di situs forum diskusi siswa SMA Tutwuri. Ah biarkan saja, toh satu minggu lalu dia juga sudah pernah merasakan menjadi pembicaraan orang-orang satu sekolah-karena tiba-tiba pacaran dengan Saga. Menjadi trending topik sekali lagi, rasanya bukan masalah. Iya kan?"Kak Saga tunggu di sini bentar ya. Aku ke UKS dulu ambil obatnya"
Mehrunisa berujar penuh kelembutan pada Saga, saat mereka sudah sampai di bangku panjang taman belakang. Bangku, di mana pertemuan resmi pertama mereka terjadi, bangku tempat mereka melakukan percakapan untuk pertama kalinya, bangku yang menjadi saksi aksi konyol Sasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Confession
Ficção AdolescenteSasa sangat menyukai Banyu Biru-kakak kelasnya yang memiliki julukan sebagai Prince Charming SMA Tutwuri. Biru memiliki semua kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki yang layak disebut idola, dia sangat jenius, tampan, berhati lembut, dan...