Chapter 11

2.1K 190 37
                                    

" Bagaimana dengan Hanji dan lainnya? Mereka baik baik saja, kan? " Ucap Levi suaranya terdengar sedikit gemetar, ia cemas jika teman-teman nya terluka akibat terlibat dalam situasi ini

" Tenanglah Levi mereka tak apa " Farlan menenangkan Levi. Mikasa yang duduk dibelakang mengangguk setuju

" Lalu dimana mereka? "

" Mereka saat ini sedang mencari mu di mobil berbeda, aku akan memberitahu mereka kalau kami sudah menemukanmu "

" Jadi mereka juga ikut mencariku..L-lalu bagaimana dengan orang-orang yang berada disekolah?! "

Levi menghadap ke samping menatap Farlan dengan raut wajah khawatir. Tangan farlan yang menganggur memegang kedua tangan Levi untuk menenangkannya

" Kau tau disaat aku sampai disana sama sekali tidak ada mayat, semua bersih tak ada jejak apapun. Aku baru pertama kali melihat situasi seperti ini, benar-benar aneh "

Levi terkejut mendengar itu, apakah Eren menggunakan salah satu kemampuannya? Mikasa menepuk pundak Levi sehingga membuatnya tersadar dari lamunannya

" Kau tak apa? "

" Mn..Lalu bagaimana dengan Oluo apakah dia.. "

Farlan melepaskan genggaman tangannya kemudian memijat pelipisnya. Levi melihat raut wajah Farlan yang terlihat tertekan, ia menghela nafas pelan ini benar-benar rumit mungkin ia akan menyelesaikan permasalahan ini sendiri. Levi tidak ingin melibatkan orang yang ia sayangi sehingga mereka terluka sudah cukup Oluo saja tidak ada yang lain

" Farlan aku sudah mengabari mereka " ucap Mikasa dengan datar

" Baiklah, suruh mereka langsung pulang saja biarkan mereka beristirahat " Mikasa mengangguk kemudian mengetikkan pesan di ponselnya

Levi menyenderkan kepalanya di jendela mobil, melihat jalanan kota di sore hari tetapi ia tidak bisa menikmati keindahan yang tersaji di sore hari pikirannya melayang entah kemana semua situasi  yang ia alami membuatnya sangat lelah sekarang ia benar-benar mengantuk. Melamun terlalu lama membuatnya tanpa sadar terlelap di tidur nyenyaknya

°°°

" Ah ternyata dia sudah kabur "

Eren menatap datar kasur yang telah berantakan akibat aktivitas semalam. Eren berjalan mendekati kasur itu lalu menyibak korden kamar membuat cahaya oranye masuk ke dalam, ia menjatuhkan diri di kasur pandangannya menatap langit-langit kamarnya

Tangannya memijat pelipisnya pelan lalu menghela nafas kasar, setidaknya ia sudah menyiksa Levi, kemarin ia benar-benar merasa puas mendengar teriakan kesakitannya. Eren tertawa kecil sebelum tawa itu menjadi tawa keras yang menakutkan, ia mendudukkan dirinya lalu meremat pelan rambutnya

" Aku ingin menyiksanya lagi haha aku– "

Eren berhenti dari tawanya saat merasakan sakit yang berada di kepalanya, kedua tangannya memegang kepalanya yang berdenyut seperti ribuan jarum menusuk kepalanya, ia berteriak kesakitan seraya menarik keras rambutnya

" Apa yang terjadi " ia bergumam

Eren berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu, tetapi sakit yang diterimanya menambah hingga ia terduduk dilantai

" Apa yang terjadi! "

Ia menggelengkan kepalanya kuat, air matanya menetes akibat rasa sakit itu

How - ERERI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang