Chapter 7

2.1K 195 6
                                    

Kini mereka bertiga berada di bandara sedang menunggu seseorang, mereka bertiga duduk dalam keheningan tanpa ada percakapan mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing

Levi yang sedikit murung dan lesu akibat tadi pagi Eren yang tiba-tiba mendorongnya dari kasur saat ia sedang tidur sehingga membuatnya terkejut dan merasakan sakit di pantatnya. Tadi malam Eren asik memeluknya sehingga membuat mereka berdua ketiduran sampai pagi tapi pagi ini Eren kembali dengan sifatnya yang dingin

Eren sedang menatap tajam kearah Farlan yang sedang melamunkan sesuatu, ia masih sedikit kesal tentang pertunangan mereka. Eren tadi sempat sedikit bingung mengapa ia berada dikasur dengan Levi tapi mendengar penjelasan dari dia membuat kebingungan itu menghilang

Levi mengedip ngedipkan matanya guna menghilangkan lamunannya kemudian merogoh sakunya tuk mengambil ponselnya, sebentar lagi Mikasa akan datang ia berdiri dari tempat duduknya untuk segera menghampirinya

" Uh kenapa terburu-buru? "

" Mikasa sebentar lagi sampai, Farlan "

Farlan menghela nafasnya, Levi masih berdiri dan berjalan mondar-mandir pandangannya melirik sekitar untuk mencari Mikasa jika orang itu sudah sampai. Tanpa ia sadari Eren menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, ia berdiri dari duduknya membuat Levi memutar badannya untuk melihatnya

" Mau kemana Eren? "

" Aku ingin pulang, disini hanya membuang-buang waktu ku saja " ucapnya datar seraya melangkahkan kakinya meninggalkan mereka berdua. Levi sedikit terkejut mendengar jawabannya padahal kemarin Eren sangat manis padanya. Levi menghela nafasnya kasar. Farlan menatap kearah Levi dengan raut wajah yang bingung

" Hei Levi, ada apa dengannya? Seperti wanita sedang datang bulan saja "

" Aku tidak tau... " Ucapnya lirih Levi menundukkan kepalanya. Farlan dibuat makin bingung karenanya,apa mereka berdua bertengkar?sepertinya kemarin baik-baik saja mengingat desahan dan tawa yang didengarnya. Farlan menggelengkan kepalanya guna menghilangkan pikirannya itu, ia kembali melirik Levi

" Jika ada masalah ceritakan padaku " Farlan menepuk pundak Levi. Levi tersenyum dan mengangguk dia akan berbicara sebelum-

" Hei kalian berdua! "

" Mikasa!! " Ucap Levi dan Farlan bersamaan. Mikasa berjalan mendekati mereka berdua dengan tatapan datar. Levi yang melihatnya segera memeluk wanita itu atau lebih tepatnya adik angkatnya

" Mikasa kau sudah bertambah tinggi " Levi melepaskan pelukannya mendongak menatap Mikasa

" Semuanya mengalami fase pertumbuhan wajar aku semakin tinggi "

" Hahaha Levi kurasa hanya kau saja yang tidak mengalami fase itu " ucap Farlan seraya memasang wajah mengejek. Levi mendengar itu pun memukul wajah Farlan hingga membuatnya mengaduh kesakitan. Mikasa menghela nafas melihat kelakuan mereka

" Baiklah Mikasa ayo " Levi menarik tangan dan koper mikasa menuju mobil Farlan. Mereka bertiga segera pergi menuju apartemen Levi

°°°

" Sasha apa kau sudah menyiapkan beberapa peralatan dan juga senjata " ucap seseorang dari ponsel mahal miliknya

" Sudah Tuan "

" Bagus. Kalau begitu persiapkan juga anak buah, kita akan melancarkan rencana kita besok "

" Baik Tuan sesuai perintah anda "

Tutt

Pria itu memutuskan sambungan teleponnya menyimpannya kembali di sakunya. Duduk diantara gelapnya ruangan ditemani asap rokok dan juga bau alkohol pria itu kembali menatap serius layar komputer, terdengar suara pintu terbuka ia mematikan komputer nya kemudian membalikkan badannya menatap orang yang membuka pintu

How - ERERI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang