" Sayang~ biarkan aku berbaring di paha mu "
" Sebentar " teriak Levi dari dapur, ia mematikan kompornya lalu berjalan pelan menuju Eren yang terduduk di sofa ruang tamu dengan memasang ekspresi manja
" Sini duduklah, ya Tuhan lihatlah perutmu sudah sangat besar " tangannya reflek mengusap perut Levi yang sudah memasuki usia kandungan 9 bulan. Levi mendudukkan dirinya di sofa
" Ingat! Isi dua " ucap Levi seraya mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya. Eren tertawa geli, ia menggelengkan kepalanya
" Kau sangat menggemaskan, Levi "
" Tsk kau mengatakan itu berulang kali, aku bosan mendengarnya "
" Tapi istriku ini memang benar-benar menggemaskan, aku ingin menggigit mu " Eren membaringkan kepalanya di paha Levi lalu memeluk perutnya yang bulat. Levi mendengus geli, tangannya mengusap rambut suaminya
" Jangan sampai menggigit perutku! "
" Baiklah aku gigit " Eren mengarahkan giginya ke perut Levi. Levi menatap itu dengan panik
" Eren!! " Ucapnya dengan kesal. Eren terkikik geli tidak jadi menggigit perutnya
" Tapi aku beneran ingin menggigit mu dan memakanmu, kau tahu sudah lama sekali aku tidak memasukimu " Wajah Levi memerah setelah mendengar itu, ia memalingkan wajahnya kesamping
" Mesum "
" Eren kecil ini benar-benar merindukan lubangmu " Eren menatap Levi dengan wajah menggoda hal itu membuat Levi semakin kesal dan malu
" Jangan berkata seperti itu didepan anakmu! "
" Baiklah, tapi.." Eren mendudukkan dirinya kemudian membaringkan tubuh Levi di sofa kedua tangannya meremat jari milik istrinya
" E-eren apa yang kau- "
" Sshh aku ingin.. Levi " geram Eren nafasnya berhembus di daun telinga Levi membuatnya seketika merinding
" Aku sedang hamil.." cicitnya
" Tenang saja aku tidak akan memasukinya " Levi mengangguk pasrah, sudah kewajibannya harus melayani keinginan suaminya. Ia mengalungkan kedua lengannya di leher Eren lalu mencium pria itu yang langsung dibalas dengan ciuman panas
" Mmhh " ciuman itu terlepas. Eren segera merapatkan kedua paha mulus milik Levi. Eren membuka resleting celananya hingga memperlihatkan kepemilikannya. Levi menutup bibirnya dengan punggung tangannya, wajahnya sudah sangat kacau
" Sudah sangat lama aku tidak melihat ekspresi seperti itu " Levi mengulum bibirnya, matanya melirik kebawah. Eren menyeringai puas, ia mengarahkan juniornya di celah paha Levi dan menggeseknya hingga membuat sang empu mendesah kecil. Eren terus bergerak dengan cepat. Levi mencoba menahan desahannya tetapi tidak lama desahan lolos dibibir mungilnya. Kegiatan itu berlangsung sedikit lama
" Ah Eren berhenti..sakith akhh! " Eren menghiraukannya. Levi dengan kesal menarik kuat rambut Eren. Eren mendongak untuk melihat Levi, alangkah terkejutnya ia mendapatkan Levi yang menangis dan terlihat kesakitan sambil memegang perutnya. Eren menunduk saat merasakan cairan yang mengalir dari pahanya Levi seketika matanya melebar
" Levi kau akan melahirkan?! "
" Eren..sakit "
" Bertahanlah " Eren mereslettingkan celananya. Ia mengecup lembut kening sang istri, membenahi pakaiannya dan langsung menggendongnya menuju mobil. Eren mengelap keringat di dahinya dan melirik istrinya yang berbaring di jok sampingnya dengan ekspresi kesakitan, ia mengelap keringat milik Levi dan mencium keningnya lagi. Tanpa menunggu lama Eren segera menancapkan gas menuju Rumah Sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
How - ERERI✔️
Fanfiction[ Completed ] Levi yang hilang ingatan akan masa kecilnya, Sifat Eren yang sering berubah kejam terkadang juga lembut. Apa yang membuat semua itu bisa terjadi? Apakah terdapat masa lalu yang kelam diantara mereka? [ Warn bxb, rape, mpreg, 18+ ] Er...