" Ini gila " Farlan menatap tak percaya, dua monster yang bentuknya sedikit mirip manusia sedang bertarung beradu pukulan dan tendangan, untung saja di sini sangat luas dan besar membuat mereka bertarung dengan leluasa
" Apa dia Eren? " tanya Mikasa. Zeke mengangguk
" Itu adalah salah satu kemampuannya "
Mikasa sedikit terkejut, ia berlari untuk melihatnya lebih dekat. Farlan segera mengikutinya begitupun Jean dan Zeke
Sesampainya disana Mikasa mengamati setiap pergerakan pertarungan kedua monster itu. Zeke muncul disampingnya
" Kau tahu kita tidak bisa ikut campur dalam pertarungan itu, sebenarnya aku bisa membantu tetapi itu tetap tidak akan berhasil " ucap Zeke. Ia bisa membantu tetapi akibat pertarungannya dulu dengan Eren membuatnya hanya bisa mengeluarkan 65% dari seluruh kekuatannya
Mikasa mengerti akan hal itu, ia mengepalkan tangannya erat. Jean tiba-tiba menepuk pundak Mikasa yang membuatnya menoleh padanya
" LEVIII " teriakan Farlan membuat Mikasa terkejut, ia berlari menuju Farlan yang terduduk seraya membawa seseorang di pangkuannya. Mikasa mendekati Farlan seketika seluruh tubuhnya membeku, hatinya hancur berkeping-keping, ia ambruk terduduk disamping Farlan yang menangis. Mikasa mengulurkan tangannya dengan terpatah patah ke tubuh Levi
Zeke datang menghampiri mereka berdua ia dengan gesit memeriksa denyut nadi milik Levi
" B-bagaimana..." ucap Mikasa dengan suara sedikit gemetar. Zeke menggelengkan kepalanya dengan pelan. Mikasa membelalakan matanya ia menarik kerah baju Zeke
" Apa maksudmu?! Levi tidak mungkin.. " tiba-tiba ia teringat kejadian masa lalu hal itu membuat tubuhnya bergetar hebat. Mikasa melepaskan cengkeraman di kerah baju Zeke lalu mendekati tubuh Levi dan menangis dengan kencang. Farlan menatap wajah Levi yang sangat pucat, ia mengelap darah yang tersisa di hidungnya lalu mengusap lembut kelopak matanya yang terpejam
" Mikasa..kita terlambat " ucapnya dengan isakannya
" Tidak! Kita belum terlambat...Levi ku mohon bangunlah! " Mikasa menggoyang goyangkan tubuh Levi berharap bisa membangunkannya, ia menangis pilu. Farlan yang melihatnya pun tak kuasa menahan sesak di dadanya. Sungguh ini bukanlah hal yang mereka inginkan
°°°
Levi berjalan mendekat kearah pria yang berdiri membelakanginya. Kini ia berdiri tepat dibelakangnya tangannya menjulur ingin menepuk pundak pria itu
" Kau Levi Ackerman, kan? " ucap pria itu tiba-tiba membuat Levi mengurungkan niatnya menepuk pundaknya
" Ya, dan kau siapa? Sebelumnya terimakasih telah memberiku kesempatan untuk hidup "
" Tidak masalah, aku memang harus memberimu kesempatan agar kau bisa mengalahkannya " Levi mengernyit bingung
" Mengalahkan siapa "
" Eren, kekasihku.. " pria itu berbalik menghadap kearah Levi
" Kau-..Rivaille?! " Betapa terkejutnya Levi saat mengetahui orang dihadapannya adalah Rivaille kekasihnya Eren masa lalu. Levi menatap wajah Rivaille yang sangat amat mirip dengannya, pantas saja Eren masa lalu mengiranya reinkarnasi Rivaille
" Mn, aku Rivaille..dan aku kemari memintamu untuk menghentikannya " Rivaille menatap kearah Levi
" Tapi bagaimana caranya " Levi menatap tangan yang menepuk bahunya
KAMU SEDANG MEMBACA
How - ERERI✔️
Fanfiction[ Completed ] Levi yang hilang ingatan akan masa kecilnya, Sifat Eren yang sering berubah kejam terkadang juga lembut. Apa yang membuat semua itu bisa terjadi? Apakah terdapat masa lalu yang kelam diantara mereka? [ Warn bxb, rape, mpreg, 18+ ] Er...