Chapter 2

3.7K 294 26
                                    

"Ada yang aneh,kenapa Eren tiba-tiba menanyakan apakah aku mengingatnya." Ia sibuk memikirkan hal itu sedari tadi membuatnya sedikit frustasi, ia mengambil botol kaleng Coca cola dimeja kecil samping tempat tidurnya lalu ia meminumnya dengan perlahan sambil menyalakan ponselnya membuka aplikasi yang sering ia mainkan, sambil berbaring dikasurnya.

"Aku bosan sekali." Ucap Levi segera ia melemparkan ponselnya, ia melamun sejenak lalu, "Astagaa aku ingat! Ada apa dengan dia yang tiba-tiba mengeras." Ia mengusap wajahnya yang memerah,tadi benar-benar memalukan saat dengan tidak sengaja ia bergesekan dengan milik Eren.

"Apa yang kau pikirkan bodoh! Sejak kapan aku berpikiran kotor." Levi segera bangkit dari kasurnya menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya agar ia bisa berpikir jernih kembali. Setelah itu ia segera menuju ke kasurnya tak lupa ia mengecas ponselnya dan mematikan lampunya,lalu ia segera terlelap.

Mata Levi kembali terbuka lagi, sepertinya ia tidak bisa tidur hari ini mungkin lebih baik ia berjalan-jalan malam hari di sekitar rumahnya sambil menikmati udara dingin. Levi segera turun dari kasurnya dan mengambil jaket biru dongker lalu memakainya. Ia segera menuju pintu tak lupa untuk menguncinya.

Ia memejamkan matanya sambil mendengarkan musik melalui earphone yang ia pakai sambil berjalan santai menikmati hembusan angin malam. Lalu ia merasakan seseorang yang mendekatinya tapi ia tidak peduli mungkin hanya lewat, alis Levi mengkerut saat merasakan orang itu malah diam disampingnya ia sangat terganggu lalu segera membuka matanya dan melihat orang yang disampingnya.

"Eren?! Kenapa kau disini?." Ucap Levi terkejut, Eren hanya tersenyum aneh lalu ia segera merebut earphone milik Levi.

"Hei apa yang kamu lakukan! Kembalikan!."

"Tidak akan." Eren menjulurkan lidahnya seraya menyimpan earphone milik Levi disakunya,lalu ia tersenyum puas.

"Itu milikku kenapa kamu menyimpan disakumu!."

"Tidak sopan jika kamu memakai earphone saat ada orang disampingmu."

Levi segera menatap tajam Eren yang menyebalkan,bagaimana bisa ia menyukai dia. Eren terkekeh geli melihat ekspresi Levi bukannya menyeramkan tapi membuatnya terlihat sangat imut, membuat Eren ingin segera membawanya kekamarnya lalu ia kurung dia. Eren menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran konyolnya, ia tersenyum kepada Levi lalu ia mengusap rambut Levi membuatnya berwajah merah.

"Eren hentikan, kau membuatku malu." Levi mengerucutkan bibirnya lalu menundukan kepalanya agar tidak menempel pada tangan Eren lagi.

"Berhenti merajuk,kau terlihat jelek."

"Apaa!! Dasar tak tau malu." Ia membuang mukanya kearah lain, Eren yang melihat itu semakin gemas akan tingkah lakunya, ia menghela nafas perlahan lalu mendekati Levi,ia harus membuat Levi agar tidak merajuk lagi.

"Baiklah maafkan aku," ia meraih wajah Levi agar berhadapan dengannya lagi, "kau mau apa?akan kuturuti kemauanmu." Levi mendelik kearah Eren lalu ia segera melepaskan tangan Eren yang berada dipipinya.

"Huft apa kau yakin?."

"Ya,apa saja untukmu."

"Kau membuatku merinding,ada apa denganmu yang tiba-tiba menjadi pria romantis."

Eren tersenyum mendengar perkataan Levi,ia segera menggandeng tangannya lalu menyeretnya ke toko es krim, "Hei aku belum mengatakan apapun!."

"Kau terlalu lama, kau mau rasa apa?." Levi hanya mendengus lalu, "aku mau yang vanilla."

Eren menyeringai menatap kearah Levi dibalas tatapan bingung olehnya,lalu ia mendekat kearah Levi, "Tidak mau mencoba milikku?." Wajah Levi memerah saat mendengar perkataannya, Eren merasa puas telah menggodanya lalu segera ia memesankan pesanan Levi.

How - ERERI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang