Sepuluh

39 6 6
                                    

Note yoroboon:
Gumawo : terimakasih
Oppa : kakak laki-laki atau bisa juga sebutan sayang untuk orang pacaran (tapi disini oppa yang dimaksud mengarah ke kakak laki-laki)
Nee : iya
Gwenchana : tidak apa-apa
Wae : kenapa
Heol : (ungkapan keterkejutan atau rasa tidak menyangka)
===========================================

Kamu adalah adik manis ku yang akan selalu ku jaga. ---- Nakamoto Yuta.

***

Hana tersenyum lebar setelah berhasil mengikat tali sepatunya dengan ikatan simpul yang rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana tersenyum lebar setelah berhasil mengikat tali sepatunya dengan ikatan simpul yang rapi. Bola mata hitam Hana tidak lepas memandang kedua kakinya yang sudah mengenakan sepasang sepatu kets berwarna hitam. Hana ingat, dulu saat dia masih duduk di Sekolah Dasar, ibunya yang selalu mengikatkan tali sepatu untuknya. Momen itu tidak pernah terlupakan oleh Hana dan akan selalu dirindukannya. Kedua sudut bibir Hana terangkat menampilkan sebuah senyuman, saat kenangan indah bersama keluarganya terlintas diingatan.

Langit pagi hari ini terlihat cerah dan Hana yakin Ibu dan Hara di atas sana tengah tersenyum melihatnya saat ini. "Tetap terang seperti ini, karena dengan begini aku menjadi tau kalau kalian di atas sana tengah bahagia."

Hana menghela napas panjang. Walau saat ini dia hidup sebatang kara, namun dia yakin Ibu dan Hara akan tetap selalu bersamanya. "Aku di sini baik-baik saja, kalian tidak usah khawatir."

Senyuman Hana kembali terukir cantik. Perlahan Hana menurunkan pandangan dari indahnya langit pagi dan menatap jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, yang artinya dia harus bergegas berangkat sekolah.

Hana kembali mendongak menatap langit cerah pagi hari. "Eomma, Eonni, aku akan berangkat sekolah. Aku janji akan belajar dengan giat agar bisa membuat kalian bangga."

Setelah itu Hana beranjak berdiri dan mulai menyandang tas ransel, mengenakan hoodie berwarna abu-abu untuk melapisi seragam sekolahnya dan mengenakan topi berwarna pink pemberian Doyoung. Hana dapat melihat pantulan diri dari kaca jendela rumah. Topi yang dia kenakan memang terlihat cocok untuknya. Kembali senyuman Hana mengembang dengan kedua pipi yang bersemu merah saat mengingat kejadian dimana Doyoung mengenakan topi pink tersebut ke kepalanya. Menurut Hana hal itu sesuatu yang romantis baginya.

Seakan tersadar, Hana buru-buru membuang pikiran konyolnya tersebut. Doyoung adalah bosnya sedangkan dia adalah bodyguard lelaki itu, jadi tidak pantas saja Hana memikirkan hal-hal romantis seperti itu terhadap Doyoung.

Sadar diri Hana! Peringatannya dalam hati.

Setelah mengecek penampilan dari pantulan kaca jendela, Hana beranjak menutup pintu rumah lalu melangkah menuju gerbang. Getaran ponsel yang ada di dalam saku hoodie membuat langkah Hana terhenti. Gadis itu langsung membuka layar ponselnya dan menemukan satu pesan dari Doyoung.

JUST KIM JUNGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang