Tiga belas

31 6 31
                                    

Note yoroboon :
Wae/waeyo : Kenapa
Gwenchana : Baik-baik saja
Ghojimal : bohong
Jebal : Tolong (kata permohonan)
Mian : Maaf
Ani : Tidak
Pabo : Bodoh
Anyoungaseyo : Halo
Nee : Iya
Sajangnim : Direktur (di sini maksudnya semacam bos)
Debak : Luar biasa
🐱Mohon maaf kalau ada yang salah artinya yaa yoroboon🐱

===========================================

Rasa suka ini membuatku seperti orang bodoh. --- Kim Doyoung

***

Di atas bangsal, Jungwoo masih setia menutup matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di atas bangsal, Jungwoo masih setia menutup matanya. Sudah hampir dua jam berlalu namun lelaki itu seakan enggan untuk membuka mata. Hal itu membuat teman-temannya, terutama Hana menjadi khawatir.

Manik mata Hana menatap lurus ke arah Jungwoo. Wajah lelaki itu tampak begitu damai namun Hana tidak menginginkan Jungwoo terus menutup matanya.

"Buka matamu, jebal!" cicit Hana memohon.

Hana tidak tahu mengapa Jungwoo sampai pingsan saat mendengar suara tembakan tanda mulainya pertandingan lari. Setelah Jungwoo jatuh pingsan, Haechan, Lucas dan Mark langsung membawa lelaki itu ke unit kesehatan yang ada di gedung olahraga ini.

Dari dua jam yang lalu Hana setia berada di samping Jungwoo, menemani lelaki itu. Hana sampai meminta Mark untuk menggantikan posisinya sebagai pembimbing sekaligus pelatih peserta sekolahnya yang akan bertanding. Awalnya Mark menolak namun melihat Hana yang memohon, tentunya hal itu baru pertama kali dia lihat, akhirnya lelaki keturunan Canada itu menyetujui permintaan Hana.

"Aku tidak bersemangat jika kamu terus menutup mata seperti ini," lirih Hana.

Gadis itu menunduk karena tidak sanggup menatap Jungwoo yang terbaring lemah di hadapannya. Tanpa Hana sadari air mata menetes membasahi kedua pipinya. Ini kali pertama Hana menangisi seseorang selain keluarganya.

"Apa aku membuatmu menangis?"

Hana langsung menaikan pandangannya menatap Jungwoo yang kini sudah membuka mata, namun wajah lelaki itu masih tampak sayu dan pucat. Perlahan Hana menghela napas lega karena bersyukur lelaki itu kembali membuka mata.

Melihat buliran air mata yang masih membahasi pipi Hana, membuat Jungwoo merasa bersalah. "Mian, sudah membuatmu menangis." Tangan kanan Jungwoo perlahan terangkat untuk menghela buliran air mata tersebut dari kedua pipi Hana.

Hana terkesiap saat merasakan tangan Jungwoo yang dingin menyentuh kedua pipinya. Mengapa dia harus menangisi Jungwoo? Padahal lelaki itu baru saja menjadi temannya.

Tangan Jungwoo digenggam erat oleh Hana, setelah lelaki itu selesai menghapus jejak air matanya. Jika dia menangisi seseorang selain keluarganya, itu artinya seseorang itu berharga baginya. Jungwoo memang berharga bagi Hana karena lelaki itu adalah teman pertamanya.

JUST KIM JUNGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang