Dua Puluh Dua

34 4 11
                                    

Note Yoroboon

Otte = Bagiamana
Ghojimal = Bohong
Hyung = Kakak laki-laki
Joha = Bagus
Jebal = Tolonglah (kata permohonan)
Wae = Kenapa
============================================

Pilihannya ada dua, berhenti lalu meninggalkan atau bertahan lalu menerima segala resiko yang ada.---- Lee Hana.
***

Pancaran sinar matahari menerpa permukaan wajah tampan Jungwoo, membuat sang empu wajah menutup mata menikmati hangatnya pacaran tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pancaran sinar matahari menerpa permukaan wajah tampan Jungwoo, membuat sang empu wajah menutup mata menikmati hangatnya pacaran tersebut. Lelaki jangkung itu semakin menyamankan posisi tidurnya di atas rerumputan hijau. Tenang dan nyaman, sampai-sampai Jungwoo hampir masuk ke alam mimpi.

"Otte? Apa kalian sudah merasa baikan?"

Kedua kelopak mata Jungwoo yang tadinya tertutup, seketika terbuka saat pertanyaan tersebut dilontarkan Johnny kepadanya dan Doyoung. Perlahan Jungwoo menoleh ke arah Johnny yang ada di sampingnya dengan posisi hampir sama dengannya, hanya saja Johnny menekuk salah satu kaki jenjangnya dengan tangan bersedekap di dapan dada.

Johnny menoleh ke samping kanan dan kiri, menatap kedua kakak beradik yang tengah mengapit dirinya saat ini. Johnny memang sengaja membawa kedua lelaki itu berlibur ke sebuah taman yang tidak jauh dari pusat kota Seoul. Johnny rasa, kedua kakak beradik itu butuh waktu healing agar tidak terus-menerus terpuruk dengan masalah wanita yang mereka sukai masing-masing.

Cinta memang seribet itu. Untung saja kisah cinta Johnny dan Clarissa tidak seruwet kisah cinta Jungwoo dan Doyong, dan Johnny sangat mensyukuri itu.

"Aku memang baik-baik saja," celetuk Doyoung mengangkat sebelah tangan, menutupi matanya dari sengatan sinar matahari.

Jungwoo terkekeh, seakan mengejek. "Ghojimal! Padahal dari pada aku kondisi Hyung yang tidak baik-baik saja."

Jungwoo memang benar. Kondisi Doyoung beberapa hari belakangan ini memang jauh dari kata baik-baik saja. Lelaki itu bahkan seperti mayat hidup karena terus berkurung di dalam kamar, tanpa mau melakukan aktifitas. Bahkan sang Kakek hampir ingin membawa cucunya itu ke psikiater.

Doyoung hanya mendengkus mendengar ledekan Jungwoo dan di dalam hati dia mengakui semua itu, hanya saja dia akan berusaha untuk tetap merasa baik-baik saja walau dalam keadaan sebaliknya. Sulit memang, namun Doyoung harus melakukan itu.

"Kamu bagaimana, sudah baikan?" tanya Johnny tiba-tiba kepada Jungwoo.

Tanpa ragu Jungwoo mengangguk. "Sudah."

Johnny menghela napas lega.

"Hanya saja aku tengah bingung bagaimana cara meminta maaf kepada Hana," cicit Jungwoo pelan.

Doyoung mengangkat lipatan tangannya yang menutupi mata, lalu melirik Jungwoo dengan kernyitan tercetak jelas di kening. Hal serupa juga dilakukan oleh Johnny.

JUST KIM JUNGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang