Lima belas

40 6 19
                                    

Note yoroboon :

Oppa : Kakak laki-laki
Eounni : Kakak perempuan
Wae : Kenapa
Maja : Benar
Nee : Iya
Mian/mianeyo : Maaf
Ani/aniyo : Tidak
Gwenchana : Tidak apa-apa / Tidak masalah
Jeongmal masisseo : Benaran enak
Kurae, masisseo : Ya, enak
Jamkkanman : Tunggu/sebentar
Jinjja : Sungguh/ benarkah
✨Maaf kalo ada yang salah artinya yaa✨
===========================================

Berperan lah sebagai Kara jika bersama Doyoung dan berperan lah sebagai Hana jika bersama Jungwoo. Gampang bukan? --- Nakamoto Yuta.

***

Mobil sedan hitam milik Yuta berhenti tepat di depan sebuah kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mobil sedan hitam milik Yuta berhenti tepat di depan sebuah kafe. Lelaki itu memang mengantarkan Hana setelah gadis itu berniat pergi seorang diri. Semua kejadian yang dialami Hana hari ini juga sudah gadis itu ceritakan pada Yuta. Mereka sama-sama tidak menyangka dengan fakta yang baru mereka ketahui, terutama Hana yang tampak gelisah di tempatnya.

"Oppa?"

Yuta menoleh ke samping, dimana Hana duduk di sana dengan tatapan kosong. Dia tahu Hana saat ini merasa takut karena dua lelaki yang tengah dekat dengannya adalah kakak beradik. Hal itu akan menyulitkan bagi Hana.

Yuta mengubah posisinya menghadap Hana. Lelaki itu menggenggam telapak tangan Hana dan meremasnya dengan lembut, seakan mengantarkan ketenangan untuk gadis itu.

"Wae?"

Hana beralih menatap Yuta dengan tatapan penuh dengan rasa gusar. "Apa aku berhenti saja menjadi bodyguard Doyoung?"

"Huh? Apa maksudmu?" Yuta tampak menatap Hana dengan serius. Manik mata lelaki itu kian menajam, seakan menghunus siapa saja yang menatap kedua bola mata hitamnya.

Meneguk silva, Hana memberanikan diri membalas tatapan Yuta. "Aku takut," cicitnya pelan, hampir tidak terdengar.

"Sejak kapan seorang Lee Hana menjadi gadis penakut?" Yuta mengangkat sebelah alis tebalnya.

"Sejak takdir mempermainkan ku."

Terjadi cukup lama keheningan di antara mereka, yang sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. "Aku takut dengan posisiku saat ini, selain itu aku juga tidak bisa terus-menerus membohongi Jungwoo dan Doyoung." Hana kembali menghela napas gusar. "Aku tidak bisa." Gadis itu menunduk dengan suara yang terdengar bergetar, seakan menahan sesuatu yang kian membuncah.

"Hana-ya, lihat Oppa!" perintah Yuta menyuruh Hana kembali menatapnya.

Menurut, Hana mulai menggulirkan bola matanya menatap Yuta. Tatapan tajam dan serius dari Yuta kini perlahan berubah menjadi sebuah senyuman lembut, khas seorang Kakak. Jemari Yuta menyelipkan anak-anak rambut Hana ke daun telinga gadis itu.

JUST KIM JUNGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang