Bag. 15

1.9K 261 28
                                    

Yoshhhh...

Biasanya kan mimi balik sama Jimin nih, nah kali ini..mimi mau balik ama bunny-nya Jimin deh, mau grepe-grepe dikit...mumpung Jimin gak liat..nyahahahahahha

Mari baca~~~~

*******

Namja dengan badan kekar masih asik didalam selimut, dirinya tak menggubris suara alarm yang berbunyi nyaring.

Cklek...

"Hah...kook....ini Sudah pagi, cepatlah bangun...kita akan pulang hari ini.." ujar namja lainnya dengan manik yang sama, maklum lah ya..turunan dari ibu mereka.

"Enggh..lima menit lagi, hyung..." jawab namja yang ternyata Jungkook

"Gak bisa, nanti kita ketinggalan pesawat..palli"

"Ah..hyung...."

"Palli, Kook. Kau tak ingin bertemu dengan Jimin????" Karena satu nama, namja itu langsung bangun dan duduk diatas ranjang.

"Jimin???" Namja yang merupakan hyung sulungnya mengangguk kan kepala.

"Lensa ku, hyung???" Changmin malah terkekeh

"Udah operasi loh Kook, penglihatannya sudah normal, tak perlu lagi lensa.."

"Tapi, hyung. Nanti Jimin.."

"Kajja...palli" Changmin menarik adik bungsunya menuju kamar mandi, sedang dirinya memeriksa bawaan mereka untuk kembali ke tanah kelahiran mereka.

Lumayan butuh banyak waktu untuk kesembuhan Jungkook, karena bullying yang dialami Jungkook nyaris dalam fase fatal. Bersyukur mereka tak membuang waktu, dan Jungkook bisa diselamatkan. Bersyukur juga penglihatan Jungkook juga bisa diselamatkan.

Dan hari ini adalah kepulangan mereka ke Seoul. Changmin sangat semangat, karena dia sudah merindukan masakan sang ibu. Tak ada yang bisa mengimbangi kelezatan masakan ibu cantiknya itu oke.

Dan tak jauh berbeda dengan Jungkook, dirinya juga merindukan tanah kelahiran juga seorang yeoja yang menjadi topik pembicaraan Changmin sejak ia sadar. Dirinya mendengarkan cerita betapa khawatirnya Jimin padanya, juga Changmin menceritakan kalau Jimin akan setia menunggunya.

Jungkook masih lah sama. Masih Jungkook yang dulu, yang tak paham akan apa itu rasa suka dan rasa cinta. Dia hanya tau kalau dia berdekatakan dengan Jimin, mengingat wajah yeoja centil itu maka kerja jantungnya sedikit cepat. Juga dia sedikit kesal kalau hyung  nya terlalu semangat bercerita soal Jimin.

Dia dan Changmin sudah sepakat akan penampilan Jungkook yang baru tak ada lensa tebal kaya pantat botol, tak ada kemeja yang terkancing sampe leher yang bikin Jungkook tercekik, tak ada rambut klimis  yang kaya gak pernah keramas bertahun-tahun. Changmin mengompori Jungkook dengan membawa nama Jimin

"Kalau penampilanmu seperti ini terus, aku akan berusaha untuk merebut Jimin darimu. Jimin akan lebih cocok denganku. Jimin yang cantik juga modis di sandingkan denganku Changmin yang tampan juga fashionable.." Manik bambi Jungkook seketika menatap hyung nya tajam. Dan berakhir dengan dirinya merubah semua penampilannya.

Selama di pesawat, Jungkook dengan hobinya , apalagi kalau tidak kencan dengan kekasih hatinya, Buku. Sedang Changmin  akan bermesraan dengan kesayangan nya, segala jenis makanan.

Memikirkan satu hal, membuat Jungkook menutup buku dan menatap hyung nya lekat.

"Hyung..."

"Hemmm...krauk...krauk...apa???" Changmin menjawab dengan masih mengunyah kesayangan

"Kenapa aku dan Yeonjun tidak sedekat Jimin-ssi dengan Taehyung-ssi ??? Padahal kami juga sepupuan.." Changmin menatap Jungkook lekat juga kepo.

"Coba ceritain dulu...Hyung belum ngerti..." pinta Changmin dan seperti biasa, Jungkook akan menceritakan sedetail mungkin.  Reaksi sulung Jeon hanya bisa angguk-angguk kepala dong. Belum kasih komentar dia. Kan gak boleh motong bicara orang, walaupun adik sendiri juga.

culun tapi aku suka...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang