Heeseung beranjak menuju rumah sepupunya, si Ryujin. Karena pacarnya ada disana, kerja kelompok.
"Tadi aku bilang gak usah jemput, kamu kan masih main sama yang lain." ujar Soojin sedikit memarahi.
"Ya gapapa dong, mereka juga biasa aja." Heeseung melepas helmnya dan dipakaikan ke kepala si gadis.
"Pake, biar aman."
Soojin tersenyum, bau pomed khas Heeseung menyeruak masuk dalam hidungnya. Dia menaik ke jok belakang.
"Pegangan yang bener, by." titah Heeseung membuat gadisnya bingung. Karena sudah memegang erat ujung hoodie.
"Udah bener kok ini."
Lelaki itu menggeleng, "Belum, masih salah. Gini nih yang bener."
Dia menarik lengan pacarnya melingkar di pinggangnya. Sempat mengelus pelan punggung tangan yang halus itu.
"Ah kamu mah modus banget."
Soojin menepuk bahu Heeseung pelan karena sedikit salting. "Ayo buruan pulang."
"Bentar, pake aba aba dulu dong."
"Apaan?"
Heeseung tersenyum aneh. "Ayo sayang jalanin motornya, gitu. Coba bilang gitu."
"Gak mau, cepetan ih udah sore juga!"
Sebenarnya Soojin sudah benar benar salting. Tapi dia tutupi dengan acara marah memarah.
"Bilang duluuuu"
"Aku naik ojek aja deh." kata Soojin berniat turun kembali dari motor.
Tapi dengan cepat dicegah. "Et, gak bisa. Sekali aja, buru."
Soojin menghela napas panjang. "Ayo sayang jalanin motornya, udah sore nih!" ujarnya dengan sedikit tekanan diakhir kalimat.
"Hahahaha, iya iya nih aku jalan." Heeseung menjalankan motornya, mengantarkan Soojin pulang.
Dia sangat santai padahal helm full facenya dipakai oleh sang pacar.
"Heeseung.." panggil Soojin sedikit memiringkan kepalanya.
"Iya?"
Gadis itu tersenyum manis dalam kaca helm. Detik selanjutnya menggeleng pelan.
"Enggak jadi." katanya dan mengeratkan lengannya."Hm, yaudah."
Saat itu keduanya sama sama menikmati semilir angin sore. Dengan obrolan hangat, yang selalu keluar dari mulut Heeseung.
"Mama pesen martabak?" tanya Soojin saat motor itu berhenti disalah satu tukang martabak.
Heeseung menggeleng. "Buat kamu."
"Lho? aku gak ada bilang mau martabak?" Soojin meletakan helm di motornya.
"Iya, tapi aku pengin aja beli buat kamu."
Lelaki itu mengambil satu kursi untuk pacarnya. "Duduk sini." titahnya. Dan dirinya jongkok di depan kursi itu.
"Ambil satu lagi lah kursinya."
"Enggak ah, mau nikmatin pemandangan indah."
Soojin sontak mengusap wajah Heeseung dengan tangannya. "Nanti pegel kalo jongkok gitu."
"Enggak kok, aman."
Karena dipaksa gak mau jadi Soojin biarkan saja. Dia ditatap lekat dari bawah.
"Jangan cape sayang sama aku, ya?" lirih Heeseung membuat Soojin mengernyit tapi mengangguk juga.