@limabelas

1.2K 213 3
                                    

END.

















---

Heeseung melambai tangan kecil saat gadisnya mencari cari letak keberadaan dirinya sekarang.

"Ih aku tadi udah mau bareng Ryu tapi kamu malah jemput." kesal Soojin dengan pipi  yang dikembungkan.

"Ya orang kan aku kangen sama kamu, masa gak boleh jemput buat ketemu?" elak Heeseung yang memang merindukan gadisnya.

Satu minggu tidak bertemu karena urusan kantor yang ada di daerah sebelah. Pasti membuat lelaki itu sangat sibuk.

"Kamu emang gak kangen sama aku?"

Soojin melirik dan melengos sebentar. Dua detik setelahnya dia melompat kecil, memeluk lelakinya. "Kangen banget laaaaah!"

"Gimana kuliahnya, hm?" tanya Heeseung sambil mengusap punggung gadisnya dalam ritme pelan.

"Capek. Mau cepet cepet lulus aja gitu."

"Iya, abis itu nikah sama aku, oke?"

"Dih!?"

Keduanya tertawa bersamaan. Soojin menghirup dalam dalam aroma tubuh Heeseung di tekuk leher.

Sebaliknya Heeseung masih mengusap usap punggung Soojin pelan.

"Udah udah, masih di kampus ini banyak yang liat." ujar Heeseung melepaskan pelukannya pelan.

"Masih mau peluk juga." keluh Soojin seraya berjalan menuju mobil lelakinya.

"Boleh, tapi nanti ya kalo udah sampe rumah."

Mereka beranjak pulang tidak lupa mampir sebentar membeli bahan bahan karena Soojin ingin memasak sesuatu.

"Kamu gimana sama kantor?" tanya Soojin menatap lelaki itu dari samping.

"Ya gak gimana gimana, aman aja lah."

"Kemarin ada gosip katanya kamu jalan sama cewek ya?"

Heeseung mengernyit. "Enggak, aku kan ada di rumah ngerjain berkas sama mama. Dan ini kamu doyan gosip apa gimana?"

"Gak gitu! aku dapet cerita itu dari pacarnya Ryu."

"Ooh-- eh??! beneran? wah bener bener itu anak bikin masalah aja nyebarin gosip palsu."

Soojin mengulum bibirnya. Tangannya terulur menyibak poni tunangannya yang memanjang.

"Panjang banget. Risih aku liatnya, potong coba."

"Nanti ah, sama kamu. Temenin."

"Boleh." kata Soojin sambil mencopot jepit rambut kecil yang berwana hitam.

Dia pakaikan di rambut Heeseung. Agar poni tidak lagi menghalang pandangan.

"Lusa aku ada pertemuan klien dari Aussie, kamu mau nemenin gak?"

"Aku? kenapa gak sama mbak Harin aja?"

Heeseung mendesah pelan. "Aku gak nyaman kalo sama dia. Ikut ya, please.."

Soojin menerjab pelan kemudian mengangguk. Dia tau kenapa tunangannya tidak menyukai Harin yang notabenya adalah sekretaris kantor.

"Oke. Aku harus dandan biar cantik berarti?"

Atensi si lelaki lantas beralih pada gadis itu. "Gak dandan juga cantik. Gak usah dandan lah."

"ISH! gak sopan dong! masa iya kamunya rapih aku cuma casual aja, ya gak enak diliatnya nanti."

"Iya deh iya. Terserah kamu aja, mau dandan cantik ya gapapa. Toh nanti aku yang berantem sama cowok cowok genit."

Soojin sontak memukul lengannya karena menurut dia ngawur. "Udah dewasa, gak boleh berantem berantem."

Melihat lampu masih merah Heeseung menyamping mendekatkan wajahnya pada Soojin.

"Apa?"

Tanpa menjawab lelaki itu mendaratkan bibirnya pada milik si gadis. Selama lima detik saja.

"Kebiasaan ya!"

Heeseung terkekeh geli tidak lupa mengedipkan matanya sebelah membuat Soojin melengos, kesal.

"I love you babe."

"Hm, i hate you too."

Kini giliran Soojin yang terkekeh geli karena dengusan dari Heeseung terdengar. Gadis itu menepuk punggung tangan lelakinya,

"I love you too, future husband."

[✔] GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang