Are you happy guys?
'
'
'
¤¤¤
"BUNA!!!"
Soojin terdiam di tempat melihat kondisi bocah perempuan yang acak acakan. Helai rambut keluar dari kunciran serta seragam yang lusuh.
"Ya tuhan.... kamu abis ngapain nak?" tanyanya pelan.
Si anak tersenyum dan memperlihatkan deretan gigi gigi kecilnya. "Main buna, perang perang."
"Nak, kan udah buna bilangin kemarin, anak perempuan nggak boleh main perang, nggak bagus."
Yeonji menipiskan bibirnya. Mengingat ucapan buna dan ayahnya kemarin lusa. "O iya, hehe maaf buna. Abis lupa sih."
Soojin menghela napas sabar. Punya anak gadis sikap dan sifat mirip banget bapaknya.
"Bersih bersih dulu ayo, sebentar lagi ayah pulang."
Keduanya beranjak kearah kamar mandi. Bisa bisa dimarahin lagi si Yeonji kalau bapaknya tau.
"Ini mukanya juga kotor banget, main pasir juga kamu hm?"
Yeonji mengangguk sambil cengengesan membuat Soojin mendengus tapi juga tertawa kecil.
"Bunda bilangin ayah nih ya kalau mainan kaya gitu lagi." ancam Soojin yang langsung dibalas gelengan kuat.
Selesai dengan bersih bersih 10 menit kemudian Heeseung pulang dari kantornya.
Meeting sudah selesai jadi boleh pulang awal.
"AYAH!!"
Heeseung sontak berjongkok merentangkan tangan bersiap menyambut si kecil Yeonji.
"Ih ini abis mandi apa gimana?"
"Heum!"
Bapak dan anak lantas masuk ke dalam menemui Soojin yang kini tengah menata ruang tengah yang sedikit berantakan.
"buna kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanya Heeseung sedikit berbisik.
Yeonji mendekat akan membisikan sesuatu. "marah, soalnya aku main perang lagi, hehe, maaf ayah."
"Loh kok gitu, kan udah janji kemarin nggak bakal main kaya gituan lagi?"
"Ya abisnya Jeff ajak main, aku juga kan nggak ada temen lain." kata si kecil dengan cemberut.
Ya, dia nggak ada temen perempuan karena sering bergaul sama laki laki. Bar bar juga kalau di sekolah, jadi pada kabur.
"Yaudah.. udah minta maaf belum sama buna?"
Yeonji mengangguk. "Udah, tadi sebelum mandi aku bilang maaf buna, gitu."
"Hayo ngomongin buna ya??" cetus Soojin sambil berkacak pinggang dan memicingkan mata.
"Iya buna-- ups! hihi."
Soojin mengubah ekspresinya menjadi datar, akan berpura pura seakan dirinya marah asli.
"Nanti malam bobonya berdua aja sama ayah di kamar tamu."
Dan setelahnya beranjak dari hadapan mereka yang kian panik. "Nah kan, kita dimarahin beneran."
"Ih gimana dong masa nanti nggak bobo bareng buna??" Yeonji juga panik.
Dia mana bisa tidur tanpa buna nya di samping. Bisa bisa insomnia nanti.
"Tenang, tenang. Kita bujuk buna ayo."
¤¤¤Akhirnya dengan kerja keras Lee Heeseung dan Lee Yeonji berhasil membujuk buna tercuantiqnya itu.
"Buna, jangan marah lagi."
Soojin mengangguk samar sembari mengusap punggung anaknya itu. "Iya, enggak marah lagi."
"Eum! nanti kalau marah lagi--sama ayah aja jangan sama aku ya?"
Heeseung yang tadinya fokus menyalin berkas dari si Harin sontak menoleh dengan protes.
"Dih kok gitu??"
Atensi si anak juga beralih ke belakang. "Ya gitu lah, ayah kan harus jagain aku. Jadi kalau buna marah, ya yang harus kena ayah."
Duh pinternya. Anak siapa ini??? keponakan siapa ini, hm??
"Ah kamu ini. Masa nggak kasian kalau ayah dimarahin buna?"
Mendengarnya si anak terdiam tiga detik. "Oh, nggak jadi." cetusnya lalu kembali fokus ke Soojin.
"Yaudah, buna jangan marahin ayah, tapi marahin Jeff aja. Kan Jeff yang ajakin aku main tadi."
Soojin dan Heeseung kompak bertatapan sebelum sama sama tertawa karena omongan polos dari si anak.
"Udah udah sekarang waktunya bobo karena besok harus sekolah dan nggak boleh telat."
"Iya iya!"
Diselingi elusan di punggung kecilnya dan senandung pelan dari Heeseung, tidak lama Yeonji sudah pulas.
"bun."
Soojin membuka matanya lagi kala mendengar panggilan pelan itu. "ya?"
Dia tidak mendapat balasan lantaran kecupan singkat di pipi kirinya. "kebiasaan deh."
"kan udah wajib hukumnya, buna."
¤¤¤
'
'
'
list disini kapal 01line kalian, please please please kasih tau!!