Bab 12. Saudara

378 445 24
                                    

Pencet bintang yang ada dipojok bahwa sebelah kiri []

Hati-hati typo!

"dibanding dia, lyordra"
___________________________________

Bab 12. Saudara

Dulu kita menanti turunnya hujan untuk sekedar bermain sembari melepas tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu kita menanti turunnya hujan untuk sekedar bermain sembari melepas tawa. Tetapi sekarang kita hanya bisa sembunyi dibalik hujan sambil terus menangis.

Sehingga badai datang menggoreskan luka. Memberi rasa yang berujung derita. Menuangkan harapan tanpa memberi jawaban. Menanti tanpa kejelasan.

Menangis tanpa sebab, sampai terjerumus dalam jurang yang dalam. Memegang pilihan harus berlari atau terus menetap?

"Lo yang terlalu jahat atau gue yang terlalu tolol?

•••

Melihat pria itu menodongkan pistol kearah nya,ia pun sama menodongkan pisau kearah arya.

"kalau kita mati secara bersamaan gue gak masalah"ujar utara kearah arya dengan masih menodongkan pistol kearah pria itu.

Arya terdiam melihat utara selalu selangka lebih maju dengan diri,tampa ia sadari tiba-tiba gadis itu menarik tangan sebelah kanannya yang masih memegang pistol.

lagi-lagi arya terdiam melihat tangan yang sedang pistol berada didepan kepala kayla.

Melihat aksi nekad gadis itu utara dan juga para pria yang ada tepat dibelakang tubuh nya cemas dengan kayla.

"Gausah repot-repot tembak satu persatu dari mereka"

"Mending lo tembak gue sekarang!"seru kayla dengan masih menarik dan menahan lengan arya yang memegang pistol untuk tetap berada didepan kepalanya.

"Kayla jangan konyol!"seru utara dengan gadis itu.

Kayla mengabaikan ucapan utara,ia masih keras kepala dengan pendirian nya.

"Tembak!"perintah kayla kembali dengan arya.

Arya menatap nya dengan tulus, tangan nya lemas ia tak sanggup menerima permintaannya.

"Tembak!"seru kayla kembali.

Mendengar suara gadis itu,terus-menerus tangan pria itu gemetar sampai ia menjatuhkan pistol yang ada ditangannya tak sanggup menerima permintaannya.

Saat pistol itu jatuh dari tangan nya,utara merasa sedikit lega.

"Lo bisa buat zia mati dari atas balkon kamarnya, kenapa lo gak bisa buat gue mati tertembak ditangan lo dan tepat didepan mata lo sendiri kak?"tanya kayla tak terima dengan perbuatan nya.

Bertepuk Sebelah Tangan: Cinta Untuk KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang