Bab. 18 Menua bersama

305 257 52
                                    

Hai sobat macha, kali ini kita bertemu kembali ikuti terus episode-episode selanjutnya!

Jangan lupa klik tombol bintang yang ada di pojok bawah bagian kiri[]

______________________________________

Bab. 18 Menua bersama

Cinta terakhirku, bagas ran.

"Kamu akan tetap menjadi wanita yang sempurna dimata aku, kayla"

Pangeran utara oliver.

•••

Wanita 19 tahun duduk termenung diatas kasur, ia mendongak keatas menatap langit-langit kamar yang penuh lukisan awan dengan latar belakang berwarna biru muda. Wanita lain merapikan bantal dan guling yang ada diatas kasur kyra, ia berbalik dan berjalan mendekat ke tubuhnya. "Ayo kita keluar dan mengikuti kegiatan senam dihalaman belakang" ajak suster anggi dibelakang tubuh kyra.

Kyra menggelengkan kepalanya menolak dengan masih sibuk menatap langit-langit kamarnya. "Aku nggak mau ikut senang" katanya perlahan.

"Emang kenapa, kamu sakit?" tanya suster anggi cemas.

Kyra bergumam kecil, "karena aku nggak suka" katanya pelan.

Anggi menepuk bahu kyra perlahan beberapa kali dari belakang, "tapi kyra sekarang adalah jadwal kamu untuk mengikuti senam" jelas anggi berusaha membuatnya mengerti.

Kyra menggelengkan kepalanya kembali menolak, "aku nggak ikut senam, mau dikamar aja"

Suster anggi menghela nafas, lalu ia menganggukkan kepalanya sebagai tanda menyetujui permintaan wanita 19 tahun ini.

"Yaudah kalau kamu nggak mau ikut senam,tapi janji ya jangan keluar kamar" perintah anggi terhadap kyra.

Wanita ini menoleh kebelakang menatap anggi sesaat lalu tersenyum lebar terlihat sangat ceria,"janji!"ujar bersemangat.

Anggi mengangguk mengerti, ia sangat percaya dengan kyra. Sudah 2 tahun wanita 19 tahun ini, tinggal dirumah jiwa pelita harapan dikenal memiliki sikap baik dengan suster dan teman memiliki nasib buruk yang sama sepertinya. Selalu menyapa dan tersenyum setiap bertemu seseorang, membuat orang yang ada disekitarnya merasa nyaman. Walaupun jiwa sakit namun sikap kyra masih sama seperti dulu wanita yang periang dan selalu menepati janji.

Tidak salah suster anggi mempercayainya penuh wanita 19 tahun ini. Suster anggi berjalan kearah pintu pagar besi dan keluar dari sana, tidak lupa ia kembali mengunci pintu pagar besi dengan gembok besar berwarna hitam. Tidak lagi terlihat dari pandangan kyra, wanita 19 tahun ini berdiri berjalan dengan tatapan kosong kearah jendela kaca yang ada disebelah kanan.

"Janji adalah kebohongan" katanya perlahan mengingat sosok laki-laki.

"Dan kebohongan adalah pengkhianatan"

"Dia berjanji tidak akan pernah meninggalkanku, tapi apa ia pergi bersama wanita lain didepan kedua mataku"

"Semua yang ia ucapkan adalah kebohongan dan berakhir dengan pengkhianatan" ujarnya sekali lagi tersenyum.

Bertepuk Sebelah Tangan: Cinta Untuk KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang