Bab. 16 Seorang anak

306 327 33
                                    

Hai sobat macha, kali ini kita bertemu kembali ikuti terus episode-episode selanjutnya!

Jangan lupa klik tombol bintang yang ada di pojok bawah bagian kiri[]

______________________________________

Bab. 16 Menjadi seorang anak

Nadiya rawil, satu di antara berjuta.

Dua rumah paling ujung dalam satu kompleks yang saling berdampingan, terdengar suara dua orang dewasa yang sedang beradu mulut dan terdengar suara teriakan seorang anak laki-laki kecil kencang sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua rumah paling ujung dalam satu kompleks yang saling berdampingan, terdengar suara dua orang dewasa yang sedang beradu mulut dan terdengar suara teriakan seorang anak laki-laki kecil kencang sekali. Aku berpikir kenapa orang yang ada didalam rumah itu sangat berisik. Tak lama seorang anak laki-laki lain berlari keluar menghampiriku yang terjatuh dari atas sepeda kayuh mini yang digunakan anak kecil usia 6 tahun. Menolong dengan ketulusan, tutur kata yang lembut, dan juga ramah.

Bagiku seperti pahlawan dalam cerita fiksi yang ingin kutemui sejak kecil terdengar lucu, tapi memang ia senang menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan. Aku kembali melihat kearah rumah paling ujung, sumber suara tadi yang mengganggu telingaku. Melihat anak laki-laki yang berteriak keluar dengan mata panda seperti kurang tidur, luka disekitar wajah dan tubuhnya termasuk tangan. "Itu siapa?" tanyaku dengan menunjuk kearah rumahnya. Ia bergumam, "kakakku!" serunya menjawab. Aku mengangguk paham,dan mengabaikan luka yang ada di sekitar tubuh kakaknya.

Sejak saat itu, kami berkenalan bahkan gemar bermain bersama, sampai terikat manis oleh persahabatan. Hingga dewasa menaruh sebuah rasa. Ingin jauh lebih dekat,singgah lebih lama,bertahan hingga akhir tapi tak mungkin hatinya bukan untukku. Dia telah pergi, terbang bermain-main diatas awan meninggalkan goresan luka yang mendalam. Kemudian ia tiba-tiba kembali dengan tubuh yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit, lengkap dengan alat pernafasan dan juga infus ditangannya. Aku memandangnya dalam diam, juga tangis merasakan luka yang semakin menjadi-jadi.

Aku yang terluka, kamu yang celaka.

•••

Seorang gadis dengan rambut sebahu, duduk di kursi panjang berwarna hitam depan ruang ICU dimana orang yang ia cintai dirawat. Mata kayla menatap kedepan menggunakan tatapan kosong, banyak orang lewat dengan memperhatikan bercak darah berceceran di pakaian berwarna putih yang ia kenakan dan juga kedua telapak tangannya. Melihat reaksi orang-orang disekitar menatap gadis itu, spontan seorang pria yang berdiri disampingnya membuka jaket berwarna hitam yang ia kenakan lalu memberikannya ke kayla. "Pakai ya!" seru arya didepannya dengan posisi tumpuan kedua lututnya.

Tak bergeming, ia masih menatap kedepan datar dengan tatapan kosong. Olivia menatapnya tak berdaya,ia menjauh dari kayla dan menyandarkan tubuhnya ditembok menangis sejadi-jadinya. "Are you okay?" tanya randy melihatnya menangis. Olivia tersentak kaget saat mendengar suara randy, ia menelan ludah dan mengangguk cepat. "I'm fine" ujarnya singkat dengan menghapus air mata yang ada diujung kedua matanya

Bertepuk Sebelah Tangan: Cinta Untuk KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang