Taehyung si anak bungsu yang memiliki 2 kakak laki-laki tampan. sikap ketiga saudara ini sangat berbeda.
Mereka selalu saja melelehkan hati orang-orang dengan ketampanannya yang tidak manusiawi.
"Jin hyung plis jangan tinggalkan aku berduaan dengan...
Sekarang sudah jam pulang sekolah. Taehyung sangat antusias untuk mengajak Jimin main ke mansionnya.
"Ayo Jim cepat!!"
"Sabar Tae, ini bentar lagi selesai." Beberapa menit kemudian, benar saja Jimin akhirnya selesai mencatat catatan yang ada dipapan tulis.
"Ayo!" Taehyung menarik tangan mungil Jimin untuk berlari kecil. Jimin mengerti jika saat ini hati Taehyung sedang bergembira. Dan hal tersebut juga sama dirasakannya oleh Jimin.
"Tae kita ke mansionmu naik apa?"
"Kau lupa Jimin kalo aku dijemput oleh hyungku?" Jawabnya mengingatkan Jimin. "Jelas kita naik mobil." Lanjutnya lagi.
"Apa boleh aku naik mobilmu?" Tanyanya polos.
"Ssttt!!! Itu hyungku udah sampe. Ayo!" Serunya.
Baru berapa langkah mereka berjalan, setelah kaca mobil itu terbuka menampilkan sesosok pria yang sangat tampan namun dengan wajah yang sangat menyeramkan bagi Jimin. Jimin berhenti melangkah. "Ada apa Jim?" Tanya Taehyung kebingungan.
Belum sempat Jimin menjawab, mereka berdua dibuat sadar akan teriakan seseorang dari sebrang sana yang sedang menunggunya di dalam mobil.
"MAU SAMPE KAPAN KALIAN MENJADI PATUNG DISANA?!"
"Tae hyungmu..." Ucapan Jimin yang menggantung membuat Taehyung mengerti jika Jimin takut dengan hyungnya itu. "Dia memang begitu orangnya. Tapi aslinya sangat baik Jim." Dan Jimin pun mengangguk seolah mengerti.
"TAEHYUNGIE!!!"
"Iya hyung.." Taehyung dan Jimin langsung cepat-cepat masuk ke dalam mobil.
"Siapa dia?" Ucapnya datar.
"Temen aku."
"Kok ikut masuk ke mobil? Kalo untuk nganterin kerumahnya, hyung gamau." To the point Yoongi yang membuat Jimin semakin menunduk takut dengan hyungnya Taehyung.
"Aku mengajaknya ke mansion hyung. Dan aku mohon sikap hyung jangan seperti itu, Jimin takut tuh sama hyung."
Yoongi melirik ke arah Jimin yang dapat terlihat dari kaca spion depan. "Kenapa kau menenduk terus? Kau takut ku gigit hah?"
Jimin langsung menggeleng. Ia ingin menjawab namun mulutnya seperti terkunci yang sangat susah untuk berbicara satu kata pun.
"Apa kau tidak bisa bicara?"
"HYUNG!!"
"Kenapa? Hyung hanya bertanya bodoh."
"Ya jelas Jimin gamau bicara sama hyung, kalo hyung aja kayak monster."
"Tae.." Ucap Jimin pelan untuk melerai Taehyung agar tidak berlanjut debat dengan hyungnya.
"Akhirnya bersuara juga kau." Ucap Yoongi yang tidak berniat melihat dan tetap fokus menyetir.
"Jim jangan di dengerin omongan hyungku yang ini, dia emang aneh orangnya." Bisik Taehyung.
"Hyung masih bisa denger Taehyungie."
"Bodo wleeeeeee."
Sebenarnya Jimin merasa gemas melihat perdebatan kecil teman dengan hyungnya itu. Meskipun hyungnya keliatan seram tapi sangat lucu jika mereka sedang berdebat. . . .
Akhirnya sampai di mansionnya juga. Jimin yang baru saja keluar dari mobil sangat dibuat kagum yang tak henti-hentinya melihat sekeliling mansion temannya tersebut. "Sungguh sangat diluar ekspektasiku, bahkan istana yang aku bayangin aja masih kalah jauh."
"Hey bantet! Mau sampe kapan kau disitu terus!" Teriak Yoongi yang sudah berada didepan pintu. Jimin yang menyadarinya langsung buru-buru menghampiri mereka. "A-aa~ maaf hyung tadi aku melamun." Setelah mendengar jawaban Jimin, tanpa sepatah katapun Yoongi langsung meninggalkan mereka berdua.
"Yuk langsung ke kamarku aja."
🥞🥞🥞
"Waaahhhh ini sungguh kamarmu Tae?" Mata Jimin berbinar melihat penampakan kamar Taehyung yang ada dihadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya, biasa aja Jim gausah sampe nganga gitu hahaha."
16.35
Seokjin yang sudah pulang dan mengetahui jika Taehyung sedang membawa temannya ke mansion, segera bergegas menghampiri kamar Taehyung dengan nampan yang ia bawa yang berisikan beberapa cemilan dan jus yang dibuatnya untuk Mereka.
Tok..
Tok..
Tok..
Ketukan pintu khusus yang terbuat dari berlian langka di dunia, yang menghasilkan suara yang sangat lembut jika terdengar. Tidak lama Taehyung segera membukakan pintu kamarnya.
"Hyung!!!" Peluknya setelah tau bahwa itu Seokjin. Dan tidak lupa dengan balasan Seokjin yang kembali memeluk Taehyung dengan senyum indahnya.
"Kau pasti teman dekatnya Taehyungie kan?" Tanya Seokjin dengan suara yang sangat lembut.
"Iya hyung. Aku Park Jimin, panggil saja Jimin, salam kenal hyung." Jimin membungkukkan badan dengan hormat.
"Aku Seokjin. Kakak pertamanya Taehyung. Kamu panggil aku "Jin hyung aja."
Lagi-lagi senyum itu terurai dari sudut bibirnya. "Ahh dia sangat berbeda dari hyungnya Taehyung yang satu lagi."
"Baik Jin hyung."
"Hyung bawa apa?"
"Oiya hyung sampe lupakan bawain kalian cemilan. Btw hyung ga diizinin masuk kekamar kamu dulu gitu Tae? Harus banget berdiri di depan pintu?"
"Oiyaaa hahahah. Ayo hyung masuk."
Setelah Seokjin diizinkan masuk ke kamar Taehyung, Seokjin segera menaruh nampan makanannya di meja. "Ini hyung buatin puding strawberry sama jus apel."
"Terimakasih hyung" kini Jimin yang berucap.
"Sama-sama Jimin. Berteman baik ya kalian."
"—Btw Jimin, tolong jagain Taehyung ya. Ini pertama kalinya Taehyung sangat bahagia bisa mempunyai teman. Hyung percaya sama kamu Jim.." lanjutnya lagi namun ucapan yang ini menjadi bisikan yang hanya bisa di dengar dengan Seokjin dan Jimin saja.
Jimin mengangguk. Banyak sekali pertanyaan yang mau ditanyakan tentang Taehyung ke Seokjin. Namun ini bukan waktu yang pas menurutnya untuk bertanya².